Kaltimku.id, PPU – Progres pembangun Bendung Gerak Telake yang diproyeksikan sebagai sumber pengairan lahan pertanian di dua wilayah Kabupaten, yakni Penajam Paser Utara (PPU) dan Paser, Kalimantan Timur (Kaltim) telah melewati tahap penetapan lokasi (penlok).
Sebagian besar lahan pertanian di Kecamatan Babulu Kabupaten PPU, bakal mendapat supply irigasi dari Bendung Telake. Selama ini, sumber pengairan pada lahan-lahan pertanian mengandalkan air hujan atau tadah hujan.
“Progres pembangunan Bendung Telake kan terus di kejar. Penloknya sudah ditetapkan, termasuk saluran irigasi dan identifikasi pemilik lahan juga sudah dilakukan,” kata Camat Babulu, Margono Hadi Susanto, Sabtu (28/8/2021).
Proses penetapan penlok saluran irigasi dan identifikasi lahan sudah selesai dilakukan oleh tim percepatan pembangunan Bendung Gerak Telake Provinsi Kaltim dan Balai Wilayah Sungai (BWS). Disebutkan, 10 desa di Kecamatan Babulu masuk jaringan irigasi. Diantaranya, Desa Rintik, Gunung Makmur, Gunung Intan, Gunung Mulia dan Rawa Mulia dan Sebakung Jaya.
“Hampir semua desa di Babulu itu masuk wilayah pengairannya Bendung Telake,” terangnya.
Sesuai perencanaan, saluran irigasi memiliki lebar antara 12-15 meter. Nantinya, jaringan irigasi tidak hanya difungsikan untuk mengairi sawah, namun juga sebagai saluran pembuangan. Meski progres dari rencana pembangunan Bendung Telake berjalan, namun Margono menilai para petani di wilayah Babulu masih diuntungkan dengan kondisi hujan yang terus berlanjut.
“Kalau untuk tahun ini untuk mengandalkan saluran irigasi kan belum bisa. Ya kita bersyukur ya, karena dengan hujan yang terus terjadi petani kita tidak kekurangan air,” tandas Margono Hadi Susanto.*(adv)
Wartawan: Yudi