Kaltimku.id, SAMARINDA — Harga pangan di Kalimantan Timur (Kaltim) terus mengalami kenaikan. Kenaikan ini terjadi pada beberapa komoditas, seperti beras, gula, dan cabai.
Berdasarkan pantauan dari halaman https://hargapangan.laminetam.id/tabel-harga/daerah harga beras di pasar pagi Samarinda bertengger di kisaran Rp14.500-Rp15.700 per kilogram. Harga gula pasir curah melonjak menjadi Rp16.000-Rp16.500 per kilogram. Sementara itu, harga cabai rawit mencapai Rp70.000-Rp80.000 per kilogram.
Kenaikan harga pangan juga dirasakan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Salah satunya adalah Ratna, seorang ibu rumah tangga di Samarinda.
Ratna mengatakan, kenaikan harga pangan sangat memberatkan keluarganya. Ia harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit.
“Sekarang harga beras sudah mencapai Rp15.000 per kilogram. Dulu, harganya hanya Rp12.000,” kata Ratna.
Ratna mengaku, ia terpaksa mengurangi konsumsi cabai rawit karena harganya terlalu mahal. Ia mengganti cabai rawit dengan cabai merah yang harganya lebih terjangkau.
“Saya juga harus pintar-pintar mengatur pengeluaran,” kata Ratna.
Ratna berharap, pemerintah dapat segera menurunkan harga pangan. Ia khawatir, kenaikan harga pangan akan semakin membebani masyarakat.
Ketua Fraksi PKS DPRD Kaltim Ali Hamdi mengatakan, kenaikan harga pangan ini sangat memberatkan masyarakat. Apalagi, kenaikan ini terjadi menjelang Natal dan Idul Fitri.
“Pemerintah harus hadir ketika masyarakat mengeluh kebutuhan pangan naik,” kata Ali Hamdi saat di temui di Gedung DPRD Kaltim, Senin (20/11/2023).
Ali Hamdi mengatakan, kenaikan harga pangan ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti cuaca buruk, tingginya biaya produksi, dan spekulasi pasar.
“Pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk menurunkan harga pangan ini,” kata Ali Hamdi.
Ia berharap, pemerintah dapat melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga pangan. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan produksi pangan dalam negeri.
“Masyarakat juga harus bijak dalam mengonsumsi pangan,” kata Ali Hamdi.***