Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Mbah Gering alias Suyono (65) hanya bisa menatap dengan mata berkaca-kaca bangunan rumah miliknya yang saat sekarang ini hanya tinggal puing-puing, sehabis dilahap api.
Satu bangunan rumah yang hangus dilalap si jago merah sekitar pukul 06.30 wita, Kamis (3/6/2021), berada di kawasan Kilometer 12, Jln PDAM, RT 16, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara, Kalimantan Timur (Kaltim). Rumah tersebut merupakan kediaman Mbah Gering.
Saat awak media ini menyambangi lokasi kejadian, terlihat rumah tersebut sudah tersisa menjadi puing-puing arang.
Keterangan yang dihimpun media ini di lapangan, Ketua RT 16 bernama Didi mejelaskan asal mula timbulnya api hingga menghanguskan rumah milik salah satu warganya tersebut.
Didik menuturkan api berasal dari obat nyamuk yang dibakar pemilik rumah yang bernama Suyono atau lebih sering dipanggil mbah Gering, kemudian mengenai kasur yang berbahan kapuk dan memiliki kelambu nyamuk.
Saat disinggung mengenai dokumen pribadi milik Suyono, Didi menjelaskan jika dirinya tengah mengumpulkan datanya, baik itu KTP, KIS dan lainnya semua terbakar, sedangkan untuk tempat tinggal sementara di rumah tetangga terdekat.
Pemilik rumah Suyono membenarkan jika saat itu pukul 03.00 Wita, dirinya menyalakan obat nyamuk di kamar. Kemudian ditinggal pergi untuk memasak mie instan, setelah itu dirinya ke luar rumah untuk menyantap mie yang dimasak sambil mendengarkan musik.
“Seingat saya pukul tiga pagi saya membakar obat nyamuk, kemudian saya tinggal masak mie, usai masak saya makan di luar rumah sambil mendengarkan musik,” terangnya.
Pria berbadan kurus tersebut melanjutkan, di tengah asik dirinya menghabiskan mie instan yang dimasak, dirinya teringat jika tidak membawa segelas air minum.
Selanjutnya, Suyono masuk ke dalam rumah untuk mengambil air minum, namun saat masuk rumah dirinya merasa hawa di dalam menjadi panas.
“Sepertinya ada sekitar 30 menit saya berada di luar rumah untuk makan mie, kemudian sadar jika lupa membawa air minum dari dalam rumah,” jelasnya sambil mengingat-ingat.
Saat dirinya hendak mendekati kamar tempanya tidur, ia merasa asal panas memang berasal dari kamarnya.
“Biasanya kan hawa panas yang saya rasain hanya di siang hari saja, karena atap rumah saya terbuat dari seng, tapi koq tadi itu hawanya sangat panas,” ujarnya.
“Saat kejadian saya tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga, yang tersisa hanya celana yang melekat di tubuh saya,” tutup Mbah Gering dengan nada haru dan mata berkaca.*
Wartawan: Ariel S