KALTIMKU.ID — BELUM beberapa hari memimpin partai beringin Golkar, Ketua Umum hasil Munas (Musyawarah Nasional) Jakarta, Bahlil Lahadalia kembali sosoknya menjadi kontroversi di masyarakat. Ungkapannya tentang raja Jawa jangan dilawan viral di media sosial dan mainstream… Bahlil dituding sebagai kaki tangan dan penjilat yang pro pada oligarki secara terang benderang.
Tudingan itu ditujukan padanya, karena ia dianggap seorang loyalis Presiden Jokowi yang kini sedang panen kritik jelang 1 bulan ia turun sebagai seorang presiden (Oktober 2024). Sebagai Menteri ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) tidak ada yang salah dari Bahlil yang loyal pada Presiden Jokowi… Bukankah seorang menteri itu memang pembantu presiden. Lalu di mana yang salah?
Mungkin karena Bahlil diantara menteri yang lain adalah yang paling kentara pasang badan terhadap presiden… Isu 3 periode Jokowi, politik cawe cawe presiden hingga ia terpilih sebagai Ketum Golkar tak lebih dari perintah Jokowi sebagai atasannya…
Di tulisan awal saya sudah menyebut bila raja Jawa yang dimaksud Bahlil tidak bisa dibaca secara tunggal, ia loyalis Jokowi tapi ada pesan lain dibalik pernyataannya tentang raja Jawa yang menimbulkan keresahan publik. Sesungguhnya Bahlil sedang membangun politik marketing yg cerdas sebagai politisi dari wilayah timur..
Selama ini panggung politik nasional selalu didominasi oleh politisi dari wilayah Jawa dan sekitarnya. Sementara politisi dari wilayah timur nyaris tdk terdengar… Publik hanya tahu Habibie & Jusuf Kalla setelah itu tidak ada lagi. Dengan kontroversi sosoknya tentang raja Jawa dan terakhir vidio dirinya sedang mengkonsumsi miras mahal, tersebar meluas, saya yakin ia makin populer sbg seorang politisi…
Bahlil pun semakin terkenal dalam sekejap… Ini adalah kampanye gratis yang luar biasa. Jika ada lembaga survey yang mengecek ketenarannya sebagai politisi baru dari Timur, sudah pasti figur beliau pasti sangat populer dari sebelum ia memimpin Partai Golkar sekarang…
Bahlil, Sang Inspirator dan Filatropis
Di podcast Refly Harun figur Bahlil sebagai Ketum Golkar dicecar habis-habisan lantaran fotonya yang terlihat sedang duduk santai sambil menelepon… Sementara di meja terlihat sebuah botol minuman dengan harga mahal disampingnya. Foto itupun diterjemahkan Bahlil sedang mabuk berat.
Foto itu berkali-kali meramaikan chat nitizen yang ramai mengambil bagian menghujat sosok Ketua Umum Golkar tersebut. Ini Indonesia Bung, foto begitu dianggap menabrak moral dan merusak tatanan keagamaan sehingga perlu dikutuk apalagi dilakukan seorang pemimpin sebuah partai politik besar… Bahlil pun jadi sansak dan makian publik yang tidak terhindarkan…
Betulkah Bahlil sebagai seorang politisi buruk? Jawaban saya tidak… Sisi lain dari Bahlil bukan kaleng-kaleng… Ia sudah “dinobatkan” sebagai figur inspiratif anak muda dan generasi dari timur… Perjalanannya sebagai anak miskin, dari daerah terpelosok timur Papua, sebuah wilayah yang identik tertinggal dan terhegemoni, ia tumbuh pelan-pelan lalu melejit sekencang meteor di peta konstalasi aktivis, pengusaha hingga menjadi politisi besar di usia yang relatif muda..
Tidak bisa dipungkiri Bahlil adalah inspirasi generasi muda yang akan memiliki vibrasi mimpi besar seperti yang telah ditunjukkan dirinya. Selain seorang inspirator, Bahlil pun punya rekam jejak bagus atau kisah under cover sebagai seorang filantropis. Ia kerap menyisihkan rejekinya untuk membantu orang-orang kecil dan membutuhkan.
Sehari sebelum Munas Golkar seorang ibu bercerita kepada saya, mereka tanggak 28 Agustus ini akan umroh ke tanah suci… Ada 22 ibu-ibu dan bapak-bapak usia 70 keatas sedang menginap di rumah sang menteri tersebut. Mereka datang dari kampung kelahiran Bahlil di Banda Maluku untuk beribadah ke tanah suci atas biaya yang ditanggung Bahlil…
Bahlil tidak menceritakan hal ini ke siapa-siapa atau berniat riya, tapi itu saya temukan sendiri secara kebetulan… Ini baru satu contoh yang saya ceritakan belum lagi yang lain. Mengenal Bahlil sejak aktivis seperti saya mengenal pribadi yang berbuat kebaikan untuk banyak orang-orang kecil, miskin dan terlantar dalam kerja sunyi dan hening.
Apakah berita buruk yang bertubi-tubi di alamatkan pada dirinya sekarang adalah buruk? Sekali lagi saya mengatakan tidak. Bahlil itu, saya melihatnya sedang berada dalam situasi proses kematangan seorang pemimpin baru yang tengah meroket terus… Hantaman dan pukulan bertubi-tubi tidak ubahnya sebuah keris, makin dipukul dan dihantam dalam panas bara api, keris itu akan makin indah dan magis… Semoga Bahlil bisa seperti itu…
Lamadi de Lamato
Alumnus Yale University, Tinggal di Ciputat