Ketua KNPI Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Andrie Afrizal berkomunikasi langsung dengan pihak kontraktor pengerjaan peninggian jalan di kawasan MT Haryono (DAM). Hal ini dilakukan karena banyaknya masukan dari masyarakat yang mengeluh kalau jalanan di DAM berdebu dan minta segera di selesaikan
Kaltimku.id, BALIKPAPAN — “Ya kebetulan saya warga DAM juga jadi punya tanggung jawab moril lah, karena kawan kawan dan tetangga banyak yang ngechat saya secara personal minta ditanyakan terkait jalan DAM ini, jadi saya bangun komunikasi dengan kontraktor,” ujar Andre, sapaan akrabnya, Senin dini hari (14/8/2023).
Andre yang juga warga DAM menyebutkan, tidak ada yang salah dalam pengerjaan karena sudah sesuai dengan perencanaan dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU). “Tak ada yang salah. Namun saya tetap minta tolong ya ke kontraktor semoga bisa diselesaikan lebih cepat dari waktu yg telah ditentukan karena banyak keluhan dari warga. Ini minta tolong ya bukan menekan karena tidak ada yg dilanggar,” ungkap Andre di lokasi peninggian jalan, Senin dini hari (14/8/2023).
Benny selaku PM di lapangan menyampaikan terima kasih sudah dikunjungi dan dapat masukan dari Ketua KNPI Balikpapan. “Ya tadi udah ngobrol dengan ketua KNPI, tentunya kita berusaha semaksimal mungkin, saat ini tinggal merapikan sedikit lagi dan lanjut ke proses pengaspalan. Mohon maaf kepada warga jika debunya mengganggu, tapi kami berusaha menjalankan sesuai dengan kontrak. Mudahan pengaspalan bisa dilakukan minggu ini atau paling telat minggu depan karena menunggu jadwal antrean,” janji Benny menegaskan.
Tidak hanya mendatangi peninggian jalan di jembatan DAM, Ketua KNPI termuda di Kaltim tersebut juga mendatangi direktur PT Fahreza menanyakan progres pengerjaan pelebaran gorong gorong di depan Andalas MT Haryono dan seputarannya.
Di momen tersebut Andre mengapresiasi keberanian Walikota Balikpapan H Rahmad Mas’ud mengambil langkah untuk menuntaskan permasalahan banjir di MT Haryono yang selama ini selalu menjadi momok dan belum pernah ada pemimpin yg mau serius menanganinya karena pengerjaannya pasti mendapat cibiran, lantaran berbenturan langsung dengan permukiman warga.
Untuk itu Andre meminta kepada pihak PT Fahreza untuk bekerja cepat jangan sampai niat baik walikota disalah artikan dan dibelokkan issuenya oleh oknum tidak bertanggung jawab. “Wilayah Dam ini sendiri sudah banjir dari saya belum lahir. Itu artinya sudah berlangsung 30 tahun lamanya,” ungkap Andre.
Direktur PT Fahreza Duta Perkasa Cahyadi yang kebetulan ada di lokasi pengerjaan menyambut baik masukan-masukan dari KNPI. “Hampir tiap malam mas, itu mas Andre datang ikut ngecheck pengerjaan kami. Kalau ada update jadi beliau langsung tau juga termasuk saat ini kami lagi coba metode baru untuk pemasangan precast (material beton yang sudah dicetak dan harus di rangkai kembali karena ada beberapa bagian) menggunakan crane untuk perakitan dan penurunan precast di atas baru kami turunkan ke drainase untuk mempersingkat waktu pemasangan, doakan semoga lancarlah semuanya, biar terkejar akhir Desember,” urainya.
Seiring dengan berjalan waktu, Cahyadi mengakui ada beberapa hambatan dalam pekerjaan di DAS Ampal, terutama di dalam pemasangan precast, terutama di utilitas ada yang masih belum dipindahkan, waktu pekerjaan pemasangan hanya dapat dikerjakan hanya malam hari.
“Metode percepatan yang mulai kita jalankan yaitu dengan merangkai precast di atas saluran dengan pengelasan alat yang digunakan menggunakan mobil crane 50ton untuk perakitan dan penurunan precast. Dan diharapkan untuk bisa memangkas waktu pemasangan dibawah dan progres bisa lebih cepat,” harap Cahyadi.
Ya, semoga semua berjalan dengan lancar, karena masyarakat setempat maupun yang berlalu lalang sudah tak tahan dengan debu dan lumpur jika hujan turun mengguyur.***