Darlis Pattalongi: Evaluasi Kurikulum, Identifikasi Potensi Siswa Harus Lebih Serius

Kaltimku.id — Anggota DPRD Kalimantan Timur, Darlis Pattalongi, menyoroti adanya kelemahan dalam sistem pendidikan, terutama pada kurikulum yang digunakan saat ini.

Menurutnya, proses pembelajaran perlu dievaluasi secara menyeluruh agar bisa menangkap potensi setiap siswa secara spesifik. Ia menilai, generalisasi metode pengajaran yang diterapkan saat ini justru mengabaikan kebutuhan individu siswa.

Bacaan Lainnya

“Ada sesuatu yang salah dalam kurikulum kita. Sebabnya, harus lihat detail proses pembelajaran, kemudian mungkin ada hal yang harus disempurnakan,” ujar Darlis.

Ia menekankan pentingnya perhatian lebih terhadap kebutuhan spesifik siswa, karena tidak semua anak bisa disamaratakan dalam satu pola pendidikan yang seragam.

Darlis mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masih adanya siswa yang mencapai tingkat akhir sekolah dasar tanpa mampu membaca. Kondisi ini, menurutnya, menunjukkan bahwa ada kelalaian dalam proses identifikasi kendala yang dialami siswa sejak dini.

“Sayang kalau sampai kelas 6 belum kenal huruf, kok bisa naik kelas. Berarti ada kealpaan kita di situ,” katanya.

Ia menilai, anak-anak yang mengalami kendala tersebut memerlukan perlakuan khusus agar masalahnya bisa diatasi.

Menurut Darlis, sistem pendidikan seharusnya mampu mengenali dan menangani potensi maupun keterbatasan siswa secara individual.

Ia menyarankan adanya pendekatan khusus terhadap siswa yang mengalami hambatan dalam belajar, termasuk memastikan apakah ada gangguan tertentu yang membutuhkan terapi atau penanganan tambahan.

“Harusnya diidentifikasi, ada perlakuan khusus. Bagaimana, apakah ada gangguan mental atau apa, hingga harus dapat perlakuan khusus,” ungkapnya.

Ia berharap pemerintah, terutama pihak terkait dalam dunia pendidikan, dapat lebih serius mengevaluasi kurikulum dan metode pembelajaran.

Dengan pendekatan yang lebih terarah, Darlis optimistis setiap siswa dapat berkembang sesuai potensi masing-masing dan tidak ada lagi kasus anak yang tertinggal dalam hal dasar seperti kemampuan membaca.**(adv)

Pos terkait