DP3AP2KB PPU Kedepankan Upaya Preventif Tekan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten PPU, Siti Aminah mengakui jumlah kekerasan perempuan dan anak tahun ini meningkat
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten PPU, Siti Aminah mengakui jumlah kekerasan perempuan dan anak tahun ini meningkat

Kaltimku.id, PPU – Sepanjang tahun 2021, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) menangani setidaknya 30 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, lebih meningkat dibanding tahun 2020 sebanyak 26 kasus.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten PPU, Siti Aminah mengatakan laporan adanya tindak kekerasan terhadap anak maupun perempuan meningkat.

Bacaan Lainnya

“Tahun ini, ada sekitar 30 kasus yang masuk ke dinas kami. Angka itu termasuk kasus yang ditangani oleh pihak kepolisian,” ujar Siti Aminah, Jumat (24/12/2021).

Dari jumlah laporan yang masuk ke Dinas P3AP2KB, pihaknya memberikan pendampingan terhadap korban kekerasan. Mulai dari rumah sakit hingga menyediakan psikolog untuk memulihkan kondisi kejiwaan korban. Tidak hanya itu, DP3AP2KB PPU juga siap melakukan pendampingan atas upaya hukum apabila diperlukan.

Siti Aminah menjelaskan, sejauh ini pihaknya lebih mengedepankan langkah pencegahan atau preventif. Upaya menekan angka kekerasan pada perempuan dan anak dilakukan melalui sosialisasi secara terus menerus.

“Kita gencar lakukan sosialisasi. Tujuan utamanya itukan pencegahan. Nah apabila sudah terjadi tindak kekerasan masyarakat juga sudah tahu harus kemana melapor sekaligus kita lakukan pendampingan,” katanya.

Terkait angka kekerasan perempuan dan anak, Siti Aminah menyebutkan bahwa laporan yang masuk ke DP3AP2KB, belum menggambarkan jumlah sebenarnya. Pasalnya, masih banyak korban yang enggan melapor lantaran dianggap aib. Terlebih jika pelaku adalah kerabat dekat dari korban sendiri.

“Jumlah itu hanya yang masuk ke kami. Kalau realitanya ya mungkin jauh lebih banyak. Karena banyak yang tidak mau melapor karena malu kan. Melalui sosialisasi ini kita berharap korban kekerasan tidak segan untuk melapor ke kami agar bisa kita dampingi,” tandas Siti Aminah.*

Editor: Hary T BS

Pos terkait