Samarinda, Kaltimku.id – Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur, M Husni Fahruddin, menyoroti belum optimalnya kontribusi perusahaan besar, khususnya pelaku industri pertambangan, terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan wilayah lainnya.
Menurut Ayyub, potensi pajak dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sektor SDA masih sangat besar, namun belum termanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah daerah.
“Banyak perusahaan besar di Kukar yang memiliki potensi pajak sangat besar. Mulai dari pajak kendaraan operasional, alat berat, hingga pajak BBM. Tetapi potensi ini belum tergarap optimal,” ungkapnya.
Ia mencontohkan, perusahaan pertambangan maupun perusahaan pendukungnya pasti mengoperasikan alat berat dan kendaraan dalam jumlah besar. Selain itu, konsumsi bahan bakar industri yang tinggi seharusnya menjadi sumber pendapatan tambahan bagi daerah melalui mekanisme pajak yang berlaku.
“Perusahaan yang bergerak di sektor SDA pasti memiliki kendaraan operasional, alat berat, serta konsumsi BBM yang tinggi. Di situlah letak potensi PAD yang sebenarnya,” jelasnya.
Ayyub menegaskan bahwa upaya optimalisasi pajak tidak bisa dilaksanakan sepihak. Dibutuhkan kolaborasi nyata antara Pemerintah Provinsi Kaltim dan pemerintah kabupaten/kota untuk melakukan inventarisasi potensi secara menyeluruh.
“Jangan hanya provinsi yang melakukan pendataan pajak alat berat atau pajak BBM. Kabupaten juga harus aktif memetakan potensi ini. Jika pendapatan provinsi meningkat, hasilnya juga dibagikan kembali kepada kabupaten melalui pola bagi hasil,” tegasnya.
Lebih jauh, Ayyub mengajak agar pemerintah daerah mulai meninggalkan pola lama yang hanya bergantung pada pendapatan dari eksploitasi SDA. Daerah harus mulai membuka ruang bagi sektor-sektor yang memiliki nilai tambah tinggi dan dapat menjadi sumber pendapatan berkelanjutan.
“Tantangan fiskal yang muncul akibat turunnya APBD harus dijadikan momentum. Daerah tidak boleh hanya bertumpu pada SDA, tetapi juga mulai melirik sektor lain sebagai sumber pendapatan baru,” pungkasnya.*






