DPRD Kaltim Dorong Pendidikan Politik Masuk Kurikulum Sekolah, Targetkan Pembentukan Generasi Melek Demokrasi

Samarinda, Kaltimku.id – Anggota DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono, mendorong pemerintah pusat untuk memperkuat implementasi pendidikan politik bagi masyarakat dan generasi muda. Ia menyebut bahwa pendidikan politik seharusnya tidak hanya diberikan kepada mahasiswa, tetapi mulai diajarkan sejak jenjang SMP dan SMA.

Menurut Sapto, pendidikan politik penting dilakukan sejak dini agar masyarakat tumbuh dengan pemahaman yang sehat tentang demokrasi, etika berpolitik, dan fungsi politik sebagai instrumen kesejahteraan sosial.

Bacaan Lainnya

“Aturan sebenarnya sudah ada, salah satunya Permendagri Nomor 36 Tahun 2010. Namun implementasinya masih belum optimal,” ungkapnya.

Ia menilai bahwa pembelajaran politik selama ini terlalu teoritis dan sering kali gagal membumi. Oleh sebab itu, ia mengusulkan metode pendidikan politik yang lebih aplikatif, melibatkan simulasi, diskusi publik, hingga observasi lapangan terkait proses legislasi.

“Masyarakat perlu memahami apa itu politik, bagaimana berpolitik dengan etis, dan bagaimana politik dapat digunakan sebagai instrumen untuk menciptakan kesejahteraan sosial,” jelasnya.

Sapto memberi perumpamaan menarik untuk menggambarkan peran politik.

“Politik itu seperti pisau. Di tangan koki bermanfaat, tapi di tangan penjahat bisa berbahaya,” ujarnya.

Politik, menurutnya, adalah alat yang netral. Namun, dampaknya tergantung pada aktor yang menjalankannya. Karena itu, ia menekankan bahwa generasi muda harus mendapatkan pendampingan politik yang baik agar tidak terseret dalam arus politik destruktif.

Sapto juga menyoroti minimnya edukasi politik bagi mahasiswa selama masa kuliah, sehingga banyak dari mereka memandang politik hanya sebagai ajang konflik dan perebutan kekuasaan.

“Selama ini politik terlalu sering disajikan sebagai drama konflik, bukan sebagai upaya membangun bersama,” katanya.

Melalui berbagai program penguatan demokrasi yang melibatkan mahasiswa, DPRD Kaltim berharap dapat menumbuhkan iklim politik yang lebih sehat. Sapto menegaskan bahwa pembinaan ini sangat penting karena masa depan demokrasi berada di tangan generasi muda, termasuk Gen Z.

“Kalau anak-anak muda tidak diberi pemahaman dan mentor politik yang benar, itu akan sangat berbahaya bagi masa depan mereka,” tutupnya.*

Pos terkait