Samarinda, Kaltimku.id – Rencana Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) untuk membangun kolam renang berstandar internasional pada tahun 2026 mendapat perhatian serius dari DPRD Kaltim. Proyek yang direncanakan berada di kawasan Hotel Atlet, Kompleks Gelora Kadrie Oening, Samarinda, itu digadang-gadang dapat menjadi fasilitas unggulan untuk pembinaan atlet renang Kaltim sekaligus ruang olahraga modern bagi masyarakat.
Namun, Anggota DPRD Kaltim, Salehuddin, mengingatkan bahwa ambisi pembangunan tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah. Menurutnya, tahun 2026 bukanlah periode yang ideal untuk memulai proyek besar, terutama karena adanya pemotongan Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat yang berdampak signifikan pada APBD Kaltim.
“Perencanaannya harus matang. Apakah memungkinkan jika proses itu dilakukan di tengah kondisi keuangan yang sedang tidak baik-baik saja saat ini,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa APBD Kaltim 2026 diperkirakan hanya berada di angka Rp15,15 triliun. Dengan angka tersebut, ruang fiskal pemerintah provinsi akan semakin terbatas, sehingga penentuan prioritas pembangunan harus dilakukan secara lebih selektif dan berhati-hati.
DPRD menilai pembangunan fasilitas olahraga berskala besar tidak boleh menimbulkan risiko fiskal atau mengganggu program dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan pengembangan wilayah. Karena itu, seluruh aspek pendanaan, mulai dari perencanaan teknis, estimasi biaya, hingga potensi PAD, wajib dikaji secara komprehensif sebelum proyek dilanjutkan.
“Jangan sampai mimpi besar ini kemudian menjadi beban keuangan baru bagi daerah. Setiap rupiah harus diarahkan pada program yang benar-benar prioritas,” tegas Salehuddin.
Pemprov Kaltim saat ini masih menyusun kajian kelayakan proyek, termasuk analisis dampak ekonomi, sosial, dan pemanfaatan jangka panjang. DPRD menegaskan akan mengawal ketat seluruh proses agar keputusan akhir benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan fiskal daerah.*






