Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Keberadaan Gedung Parkir Klandasan (GPK) yang berdiri cukup megah di atas lahan bekas gedung Bioskop Gelora sudah beroperasi sejak tahun 2017 silam.
Harapannya, GPK bisa menjadi salah satu lahan untuk meningkatkan penghasilan asli daerah (PAD) Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim). Namun apa yang diharapkan, seperti api yang jauh dari panggang.
GPK yang berlokasi di tepi Jln Jenderal Sudirman, Klandasan Ulu, Balikpapan Kota, tak menarik minat warga untuk memarkirkan kendaraan mereka (warga) di gedung parkir tersebut. Masalahnya, setelah parkir warga akan kesulitan untuk pergi berbelanja di toko-toko atau Pasar Klandasan.
Warga harus menyeberang jalan dan sehabis belanja akan berjalan kaki untuk menuju ke GPK. Akibatnya, GPK selalu sepi dari hari ke hari. Penghasilannya pun sangat minim. Padahal diketahui GPK dibangun dengan dana puluhan miliar rupiah.
Masyarakat Kota Balikpapan pun mempertanyakan komitmen Pemkot Balikpapan dalam memaksimalkan fungsi gedung parkir tersebut dan sebagai sumber PAD Kota Balikpapan.
Menurut Wakil Ketua DPRD kota Balikpapan, Sabaruddin Panrecalle, dibangunnya Gedung Parkir Klandasan guna memaksimalkan sumber PAD Kota Balikpapan serta mengantisipasi kendaraan yang selama ini banyak parkir di bahu jalan.
“Awalnya Pemkot Balikpapan membangun GPK untuk memaksimalkan Sumber PAD Kota Balikpapan, namun kenyataan di lapangan tidak sesuai seperti yang diharapkan,” kata Sabaruddin, Selasa (9/3/2021).
“Untuk itu saya mempertanyakan kenapa dinas terkait dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub), sampai saat ini belum memanfaatkan dan mengoptimalisasikan GPK tersebut,” lanjut Politikus Partai Gerindra.
Jika tidak ada masalah, ada sebuah gagasan dan ide untuk mengubah fungsi GPK, kata Sabarudin, karena GPK memiliki beberapa lantai dan sangat luas. Sehingga bisa dijadikan tempat yang berfungsi untuk sumber PAD Kota Balikpapan.
“Kalau hanya dibiarkan begitu saja untuk biaya maintenance dapat dari mana, ketika ada kontribusi, profitnya dan keuntungannya bisa menjadi PAD Balikpapan untuk membantu dalam hal pembiayaan maintenancenya,” imbuhnya.
Sabaruddin menilai, untuk bisa menghasilkan PAD seharusnya bisa dimanfaatkan secara maksimal dengan menambahkan beberapa daya tarik seperti wisata kuliner, mini market dan sebagainya tanpa menghilangkan fungsi GPK sendiri, karena konsep awalnya GPK adalah lahan parkir.
Dirinya juga menambahkan, GPK terdiri dari beberapa lantai, di lantai dasar bisa saja dialihfungsikan seperti mini market, tempat hiburan serta tempat-tempat yang bisa menghasilkan sumber PAD.
“Diliat aja di GPK itukan banyak tempat kosong, sempat mencuat untuk dijadikan gedung boling, tapi saya tidak tahu jadi apa tidak. Kemudian ada yang mau menyewa untuk dijadikan Cafe, tapi sampai sekarang kami tidak tahu.”
Sabaruddin menegaskan agar Komisi III DPRD Balikpapan dapat secepat mungkin untuk menindak lanjuti terkait GPK yang belum bisa dioptimalkan. “Kami berharap Komisi III untuk segera menindak lanjuti, melakukan sidak di lapangan, agar mempertanyakan siapa pengelolanya dan kenapa bisa menjadi seperti ini,” pungkasnya.*
Wartawan: Ariel S