INGIN lebih galant dan elegan? Pangkas dan rapikan dulu rambut Anda ke tukang cukur tradisional di Pasar Jumahat Bagambir — Bamban Utara, Kandangan, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Ada dua tukang cukur yang masih bertahan di sana. Dialah Jayadi dan Abdul Muis, dua warga Desa Gumbil, Kecamatan Telaga Langsat, Kandangan. Keduanya selalu siap memangkas dan merapikan rambut Anda.
“Mau potongan apa silakan. Cukur tipis biasa, potongan cepak, cukur habis atau gundul sekaligus,” ucap Jayadi atau Ijay sambil menawarkan jenis cukuran atau potongan rambut yang diinginkan.
Ijay dan Muis melakoni tukang cukur sejak bujangan sampai beranak cucu seperti sekarang. Bukan di pasar tradisional mingguan setiap hari Jumat saja, melainkan juga di rumah.
“Mungkin 30 – 40 tahunan kami di sini. Dulu di pasar ini ada puluhan tukang cukur. Kini tinggal kami berdua yang masih bertahan,” cerita Ijay seraya menimpali sebagian rekannya ada yang buka usaha di lain tempat, dan sebagian lagi meninggal dunia.
Berapa penghasilannya? Ijay mengaku tak tentu, kecuali tergantung peminat. Ia menyebut, setiap hari pasar, ada puluhan kepala (anak anak dan orang dewasa) yang harus dicukur, dan ada pula yang datang sendiri ke rumah.
Namun, menjelang hari hari besar Islam seperti puasa Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha, Ijay dan Muis panenan. “Kalau bulan puasa, Alhamdulillah. Bisa sampai 30-an kepala atau lebih yang dicukur,” Ijay seperti menyukuri profesi yang digelutinya selama ini.
Tarif cukur rambut di pasar ini relatif murah meriah. Hanya Rp 10.000 per kepala orang dewasa, dan Rp 8.000 per kepala anak anak. Bagaimana pun jasa tukang cukur tetap diperlukan. Semoga!*
(Penulis JJD, Wartawan Senior Kalimantan)