Geger di Durian Gantang HST, Warga Pendatang Gantung Diri, Istrinya  Histeris dan Shock Berat

BARABAI, Kaltimku.id — Seketika lingkungan kampung geger.  Salah satu warga mengakhiri hidup dengan gantung diri terjadi di Desa Durian Gantang, RT. 006,  RW. 003, Kecamatan Labuan Amas Selatan (LAS), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST),  Jumat (14/3/2025), sekira pukul 14.00 WITA.

Warga atau saksi mata di TKP memang sontak geger. Mereka juga sempat tertegun lantaran ingin mengetahui keberadaan dan identitas korban yang gantung diri di rumah sewaan atau kontrakannya itu.

Bacaan Lainnya

“Orang itu pendatang dari luar. Kami tidak tahu namanya dan ia baru saja menyewa rumah di sini bersama istrinya. Ya, kira kira sebulan lalu, Pa ae,” ucap Emak Emak kepada awak media ini di TKP.

Kepala Desa Durian Gantang, Alfin pun mengaku tidak tahu identitasnya karena korban tak pernah lapor. “Saya baru tahu  setelah Pak Polisi datang dan melakukan identifikasi kejadian ini,”  jelasnya ke media ini.

Pembakal Alfin bersama Ketua RT. 006, Rifkiansyah dan warga lainnya sempat menunggu petugas Polsek LAS dan Polres HST.  Namun, istri korban yang dipapah warga ke TKP sontak berteriak histeris. Ia pun bergulung gulung di pelataran rumah dan sepertinya shock berat.

Sejurus kemudian, sejumlah petugas Polsek LAS datang. Juga ada Bhabinkamtibmas Untung Setiadi yang langsung bergerak mengatur lalu lintas. Maka, olah TKP pun dilakukan dengan melepas atau memotong jeratan tali berserat nilon warna putih di bagian lehernya.

Korban yang gantung diri di rumah sewaan itu diketahui bernama Suriani bin Sani (35), warga Jalan Manggis RT. 017/01 Kuripan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin. Ia langsung dievakuasi ke RSHD Barabai dengan ambulan milik Desa Durgant (Durian Gantang).

“Jenazah korban kita evakuasi ke RSHD Barabai, untuk visum dan juga memastikan penyebab kematiannya,” ucap Kasat Reskrim Polres HST, AKP Andi Pattinasarani dan Kapolsek LAS, Iptu Tony Suprianto seusai olah TKP kepada awak media.

Bagaimanakah kronologisnya? Secara terpisah, Kapolres HST AKBP Jupri JHP Tampubolon melalui Kasi Humas, Iptu Akhmad Priadi menjelaskan kronologisnya seperti ini.

Awalnya,  saksi atau istrinya, NA, 38 thun,  menghubungi korban lewat HP hari Jumat  (14/3/2025) sekitar pukul 11.48  WITA. Pasalnya, saksi NA telah meninggalkan rumah selama lebih kurang satu minggu.

“Saat berbicara itu, terjadilah cekcok mulut antar keduanya. Kemudian korban mengancam terhadap saksi akan melakukan bunuh diri,”  ucap Iptu Priadi.

Lantas, pada  sekitar pukul 13.55 WITA, saksi NA kembali menghubungi korban melalui panggilan WhatsApp (WA) sebanyak 4 kali.  Namun, korban tidak menjawab lagi.

Khawatir atas ancaman tersebut, NA yang sebenarnya  berada di rumah tetangga dekat coba mendatangi korban di rumah sewaannya di bilangan Durian Gantang (Durgant) RT. 006, RW. 003, Kec. LAS, HST.

“Saksi NA coba memanggil korban, tapi tetap tak ada jawaban. Nah, saat ia membuka pintu depan rumah, korban terlihat sudah tergantung pada satu Blandar rumah dengan tali ikat nilon warna putih,”  ujarnya seraya menimpali, NA sontak menangis histeris.

Tangisan histeris wanita berambut pirang sejadi jadinya itu membuat warga pun geger. Mereka berbondong bondong mendatangi lokasi hingga Pembakal Durgant melaporkan kejadiannya ke Polsek LAS.

Jenazah korban Suriani sendiri dinyatakan dokter RSUD Haji Damanhuri meninggal karena gantung diri. Tidak ada tanda tanda kekerasan dan pihak keluarga pun menolak divisum. Kini, jenazahnya dibawa ke Banjarmasin untuk siap siap dimakamkan.*** (JJD)

Pos terkait