Ghaida, di Bedah di Lantai IV Gedung Perpustakaan dan Arsip Kota Balikpapan

Kaltimku.id, BALIKPAPAN — Usianya masih 5 tahun, namun Ghaida sudah harus kehilangan bunda tercintanya karena kecelakaan di tengah guyuran hujan. Sejak itu Ghaida menjadi seorang piatu. Namun berselang 6 bulan kemudian, seorang ibu pengganti hadir di tengah keluarga Ghaida, setelah sang Ayah menikahi Nura.

Sebagai ibu sambung, Nura kerap berlaku dingin seakan menyimpan dendam terhadap gadis kecil yang tak lain adalah keponakannya sendiri, karena Nura adalah adik dari Lubna, bundanya Ghaida.

Bacaan Lainnya

“Lubna sudah tutup usia dan sudah selesai kisahnya sedangkan kebencian kamu masih berlanjut.” Potongan kalimat di halaman 173, semakin membius pembaca Novel berjudul sang tokoh utama: Ghaida.

Novel setebal 252 halaman karya seorang penulis perempuan: Ayu Emil, diterbitkan oleh Penerbit Githa Aksara: Fitri Gita Cinta. Sebuah penerbitan yang ada di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Ayu Emil yang juga menggawangi komunitas ‘TemanMenulis Balikpapan’ bersama sahabat karibnya, Annisa Viramisya yang juga seorang penulis dan lainnya, sudah mencetak dua novel, di mana sebelumnya Ayu Emil melahirkan novel berjudul “In Plaza.”

Di Novel Ghaida, Ayu mengaku menggarapnya dalam satu tahun sehabis melakukan observasi demi menyempurnakannya di tengah wabah pandemi Covid-19.

Menurut penuturan gadis bertubuh mungil dan berkacamata itu, Ghaida berkisah tentang seorang gadis yang hijrah dengan mematuhi semua perintah dan aturan Allah bagi seorang perempuan muslim.

Namun Ghaida cocok dibaca untuk semua kalangan usia, baik itu muslim maupun non-muslim. “Ada tokoh Kia di novel Ghaida. Kia itu non-muslim,” urai Ayu Emil di hadapan peserta Bedah Buku Ghaida di Lantai IV Perpustakaan Kota Balikpapan, Sabtu (12/11/2022).

Bedah Buku Ghaida yang dihadiri kaum perempuan yang menekuni dunia tulis menulis berlangsung santai dari pukul 10.20 hingga selesai. Semua yang hadir tampak begitu tekun menyimak resep menulis yang dilontarkan Ayu Emil.

Novel Ghaida, meski karya seorang penulis dari Kota Minyak, Balikpapan, namun tak kalah bagus dengan novel-novel sejenis karya penulis-penulis ternama negeri ini.

Hanya, oleh penerbit, pilihan hurufnya terlalu mini, sehingga agak menyulitkan bagi pembaca yang (maaf) matanya sudah empat (berkaca mata). Dan masih ada kesalahan kalimat seperti kekurangan atau kelebihan huruf yang harus diperbaiki jika novel ini naik cetak ulang. “Saya meyakini, novel Ghaida akan segera dicetak ulang,” komentar seorang penulis pria Kota Balikpapan yang turut hadir di acara yang dipandu oleh Annisa Viramisya.

Bagi yang berminat untuk memiliki Novel Ghaida bisa dibeli melalui toko buku newtbooks di Instagram, Shopee dan Tokopedia. Hayo buruan, jangan sampai kehabisan!*

 

Pos terkait