Kaltimku.id, SANGATTA – Gubernur Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor meminta, agar buah-buah langka bisa diselamatkan. Permintaan ini terkait dengan pelestarian lingkungan melalui Program Konservasi Keanekaragaman Buah Langka Nusantara (Pranaraksa) Center.
PT PAMA bersama PT KPC mewujudkan komitmennya dalam pelestarian lingkungan melalui Program Konservasi Keanekaragaman Buah Langka Nusantara (Pranaraksa) Center yang bertujuan menjadi pusat konservasi dengan dukungan Pemkab Kutim bersama Pemprov Kaltim.
Hal ini pun ditandai dengan peluncuran dan penanaman bibit pohon di Pranaraksa Center dan Posyandu Porodisa di Jalan Bengkirai RT 05 Kampung Proklim Dusun II Kabo Jaya Desa Swarga Bara, oleh Gubernur Kaltim Isran Noor, didampingi Wagub Kaltim Hadi Mulyadi, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, Wabup Kutim Kasmidi Bulang dan jajaran manajemen PT PAMA dan KPC.
Gubernur meminta, dari Pranaraksa ini bisa mendukung pelestarian lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat, yaitu penghijauan lahan di area perusahaan, perlindungan keanekaragaman hayati, pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar dalam pemeliharaan tanaman buah yang ditanam serta panen buah langka yang telah ditanam di kemudian hari.
“Saya apresiasi kontribusi PT PAMA dan KPC dalam menyelamatkan buah langka nusantara,” katanya. Diharapkan, dari Pranaraksa Center dapat menambah kontribusi perusahaan untuk masyarakat.
“Kan ini sebagai pusat pengenalan dan pembelajaran kepada seluruh elemen masyarakat yang ingin mengetahui lebih jauh tentang buah-buahan asli Indonesia yang saat ini sudah mulai jarang dijumpai,” urainya.
Senada dengan gubernur, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman juga mengharapkan dari Pranaraksa Center ini menjadi desa percontohan Kampung Proklim.
“Kita harus dukung Pranaraksa dengan pengumpulan bibit buah langka Kalimantan yang selanjutnya nanti ditanam di sini untuk mencegah kepunahan,” ujarnya.
Hal tersebut agar generasi mendatang tetap bisa mengenal buah-buahan yang sebenarnya sangat beragam, namun karena satu dan lain hal keberadaannya menjadi sulit ditemukan.
“Mudah-mudahan dengan peresmian ini, Kutim ke depan tetap menjadi wilayah yang turut menjaga lingkungan hidup, baik melalui kerja sama dengan stakeholder yang ada, pihak ketiga perusahaan, masyarakat, pemerintah, dan sebagainya,” tuturnya.
Untuk diketahui, terdapat 22 macam buah khas lokal yang ditanam di Pranaraksa Center sebagai upaya penyelamatan terhadap buah langka di Kaltim. Bibit buah langka tersebut disimpan di dalam Green House berukuran 5 x 10 meter dengan kapasitas mencapai 5.000 bibit mulai dari buah Iha, Rambai dan Gembong.*