Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor, mengkhawatirkan sebagian wilayahnya akan kekurangan tabung oksigen. Kekhawatiran ini, mengingat kasus terkonfirmasi Covid-19 cenderung bertambah, termasuk jumlah pasien yang masih dalam perawatan di berbagai daerah.
Menurut Gubernur, yang bisa dikatakan mengancam atau kritis adalah masalah oksigen. “Soal oksigen ini dalam seminggu kedepan, kita bisa menglami kekurangan hingga 20 ton kekurangannya,” ungkapnya dalam wawancara dengan TVRI Pusat pada program ‘Indonesia Bicara’, Selasa (27/7/2021) malam.
Untuk memenuhi ketersediaan oksigen di Kaltim, Gubernur Isran Noor, sudah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, terutama kepada pihak produsen, termasuk kepada para pengusaha.
“Kemarin, kita diberikan bantuan yang 20 ton perunit sebanyak 3 unit. Jadi, ada 60 ton. Sekarang ini yang menjadi persoalan juga adalah distribusi gasnya, dan kita harus berkoordinasi dengan Makassar. Karena, persoalan penyiapan gas dari Samator itu adalah dari Sulawesi Selatan,” jelas Gubernur Isran.
Dengan situasi semacam itu, menurutnya, agak sedikit terganggu dengan kondisi birokrasi yang ada. Namun, pihaknya terus berupaya untuk menanggulangi ketersediaan oksigen yang akan dibutuhkan masyarakat terkait dengan Covid-19.
Masalah lain yang terkait dengan penanganan Covid-19, Kaltim juga terkendala dengan masalah ketersediaan vaksin. “Disamping itu juga, kita akan melaksanakan vaksin. Nah, vaksinnya tidak tersedia,” kata orang nomor satu di Kaltim yang malam itu mengenakan kemeja putih.
“Sekarang ini, kita merencanakan target yang ditetapkan pemerintah 70 pesen minimal. Kalimantan Timur itu, sekarang ini baru dapat melaksanakan sekitar 17 sampai 18 persen dari jumlah 3,7 juta penduduk,” paparnya.
Artinya yang untuk 17-18 persen tadi baru pada vaksin pertama. Sedangkan vaksin keduanya baru lebih kurang 10 persen. Jadi ini masalahnya, karena kurangnya ketersediaan vaksin untuk masyarakat Kalimantan Timur dalam penanggulangan Covid-19.
Antusiasme masyarakat Kaltim terhadap vaksinasi, jelas Gubernur Isran, sangat luar biasa. “Sampai pada saat sekarang ini, satu orang pun tidak pernah saya mendengar yang menolak vaksin. Bahkan, mereka sangat memberikan dukungan dan sangat ingin dilakukan vaksin bagi mereka,” terangnya.
Yang menjadi persoalan, sambung Isran, adalah ketersediaan vaksin. Pihaknya sudah menjalankan instruksi Presiden Jokowi, setiap vaksin yang ada/datang tidak boleh ditinggal dan harus disuntikan atau dihabiskan.*