Kaltimku.id, PPU – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) mendorong masyarakat menanam cabai sendiri. Hal itu guna memenuhi kebutuhan akibat lonjakan harga cabai yang hingga kini terus melambung. Selain itu, menanam komoditi pangan untuk penuhi kebutuhan konsumsi sendiri juga dianggap mampu menekan inflasi.
“Kami meminta masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya agar bisa ditanami cabai yang sekarang harganya sedang tinggi,” kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setkab PPU Ahmad Usman, Senin (27/12/2021).
Melambungnya harga cabai rawit dipengaruhi lantaran tingginya curah hujan. Hal itu berdampak pada hasil produksi cabai di tingkat petani. Terlebih, Kabupaten PPU sejauh ini masih mengandalkan pasokan dari luar daerah. Kondisi cuaca juga mempengaruhi transportasi pengiriman cabai yang banyak di datangkan dari Jawa dan Sulawesi.
“Meningkatnya kebutuhan masyarakat jelang perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru juga memberi andil naiknya cabai dan bahan kebutuhan pokok lainya,” ungkap Usman.
Tidak hanya terjadi di PPU, kenaikan harga cabai terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Sejak akhir Oktober kemarin, harga cabai terus mengalami peningkatan. Saat ini, harga cabai rawi merah di tingkat pedagang di sejumlah pasar tradisional di PPU sudah mencapai Rp 120 ribu per kilogram. Padahal harga normal hanya di kisaran Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu.
“Untuk upaya jangka panjang ya itu, manfaatkan lahan yang ada di rumah. Kalau biasanya naik di bulan Desember, setidaknya tiga bulan sebelumnya sudah memulai,” pungkasnya.*
Editor: Hary T BS