Hilang Satu Malam, Kayi Ujang Ditemukan tak Bernyawa di Hutan Riam Tajam Hamak

Kaltimku.id, KANDANGANWarga Dusun Riam Tajam, Desa Hamak Utara, Kecamatan Telaga Langsat, HSS, digegerkan dengan penemuan mayat laki laki di rawa rawa atau sungai kecil pada Senin malam, 24 Juli 2023, sekira pukul 24.00 WITA.

Mayat pria itu bernama Saladeri alias Kayi Ujang (76), warga Desa Panggungan, RT. 03, RW. 02, Kecamatan Loksado, HSS. Kayi sendiri sempat menghilang satu malam dari rumah.

Bacaan Lainnya

Kapolres HSS, AKBP Leo Martin Pasaribu melalui Kasi Humas, Ipda Ardiansyah Machzar membenarkan penemuan mayat itu. “Penemunya saksi 4 anak dari korban sendiri,” ucap Ipda Ardiansyah Machzar, Selasa (25/7/2033) malam.

Petugas menunjuk makam Kayi Ujang

Empat saksi penemu jasad Kayi Ujang ialah Kurniawan (50), Samsuri (52), Kades Panggungan Zainal Abidin (40), dan Mahruni alias Amang (37). Semuanya warga Panggungan, Kecamatan Loksado, HSS.

Kronologis penemuan begini. Kayi Ujang bin Hawa awalnya pergi dari rumah Ahad pagi (23/7/2023) sekitar pukul O7.00. Kayi Ujang bermaksud mencari sayuran ke hutan Dusun Riam Tajam, Desa Hamak Utara, Kecamatan Telaga Langsat.

Tapi, Kayi Ujang tak pulang pulang ke rumah. Esok harinya, Senin (24/7/2023) sekitar pukul 07.00, Mahruni alias Amang mencari korban ke arah hutan Riam Tajam, Hamak Utara.

Hasilnya? Amang pun belum menemukan sosok ayahnya yang memiliki riwayat penyakit asma. Maka, sekira pukul 22.00 Amang bersama Kurniawan, Samsuri, Pembakal Zainal dan warga Desa Panggungan kembali melakukan pencarian dan menemukan korban sudah tak bernyawa.

“Korban ditemukan para saksi sekira pukul 24.00 WITA di rawa rawa atau sungai kecil. Posisi badan korban miring di dalam air,” ujar Ardiansyah seraya menimpali, korban yang disebut agak pikun langsung dibawa ke rumahnya di Desa Panggungan RT. 03, RT. 02, Loksado, HSS, Kalsel.

Jenazah Kayi Ujang sendiri sudah dikuburkan pihak keluarga di depan rumahnya, hari Selasa (25/7/2023). Tapi, sebelum dikebumikan sekitar pukul 10.30, anggota Polsek Loksado telah melakukan pemeriksaan korban.

“Keluarga korban menolak otopsi dan menganggap ini musibah. Tubuh korban tak terdapat tanda tanda bekas kekerasan fisik dan luka, sehingga keluarga ikhlas menerima kepergiannya,” tutup Ardiansyah Machzar.***

Jurnalis: JJD

Pos terkait