Isi Liburan Anak-anak Bermandian di Air Laut Hitam

Terlihat belasan anak-anak bermandian di tepian pantai Somber, Feri Lama, Balikpapan Utara. (kaltimku.id)

Kaltimku.id, BALIKPAPANPolah tingkah anak-anak, baik pria maupun wanita bermacam-macam untuk mengisi waktu luangnya. Ada yang sibuk jari-jarinya bermain di atas layar handphone (HP) pintar, ada yang bermain layang-layang, bersepeda/gowes dan lainnya.

Tapi belasan anak laki-laki dan perempuan yang rata-rata masih berusia sekolah dasar di sekitar kawasan Somber, Feri Lama, Balikpapan Utara, Kalimantan Timur (Kaltim), mengisi hari liburnya dengan berkumpul dan bermandian di air berwarna hitam di tepian pantai sekitar rumah mereka.

Bacaan Lainnya

Mereka terlihat menikmati kebersamaan dengan mandi di tepi laut yang airnya sedang pasang (naik). Anak laki-laki dan perempuan tidak peduli dengan air laut yang masih berwarna hitam, karena belum pasang penuh.

Ada yang nekat naik pohon.

Beberapa anak naik ke teras rumah yang di bawahanya tergenangi air laut. Salah seorang dari mereka terjun, kemudian disusul dengan teman lainnya. Atraksi ini berulang kali, meski airnya terlihat hitam pekat.

Bahkan, mereka nekat berendam berlama-lama sambil bersenda gurau satu sama lain. Tawa riang mereka terdengar kencang. Sesekali diantara anak-anak lelaki tidak berbaju itu mengibaskan tangannya ke permukaan air, seperti sengaja menyiratkan airnya ke tubuh atau wajah temannya.

Yang lebih ekstrim lagi, beberapa anak lelaki nekat memanjat batang pepohonan kering menjulang, kemudian melompat secara bergantian. Atraksi inipun dilakukan berulang-ulang. Sepertinya, tidak ada rasa takut melompat dengan ketiggian sekitar 2 hingga 3 meter dari atas pohon.

“Bisa dibilang hampir setiap hari mereka mandian,” ujar Budi, yang diamini istrinya ketika menyaksikan keasikan belasan anak-anak bermandian, Minggu (12/4/21). Mereka tampak tidak peduli kalau sedang disaksikan beberapa orang yang dekat dari lokasinya bermain air.

Hingga menjelang magribh, para “perenang” kampung itu belum juga berhenti atau beranjak dari pemandian gratis tersebut. Canda tawa pun masih terdengar, termasuk bergantian naik ke teras, terjun dan terjun lagi.

“Semua yang mandian itu, anak-anak sini juga. Mereka sudah biasa. Waktunya air naik (pasang) mereka mandian, kecuali malam,” tutup Budi yang rumahnya sangat dekat dengan anak-anak bermandian.*

Pos terkait