MAKKAH, Kaltimku.id — Keakraban dan rasa persaudaraan kuat mewarnai jamaah haji Kloter 12 BDJ. Kali ini, jamaah BDJ-12 shalat hajat bersama jamaah BDJ-7 dan BDJ-16 di Mushala Hotel Sadeer Makarim Jarwal — 805, Makkah.
Shalat hajat bersama jamaah tiga kloter dari Embarkasi BDJ (Banjarmasin) itu sebagai wujud persiapan menuju puncak ibadah haji 1445 H yang sakral di Armuzna (Arafah — Muzdalifah — Mina)
PPIH Kloter BDJ-12, H Abdus Syahid melaporkan persiapan jamaahnya itu dari Kota Makkah. “Jamaah BDJ-12 baru saja selesai shalat hajat bersama jamaah BDJ-7 dan BDJ-16,” tulisnya kepada media ini, Selasa malam WAS atau Rabu (12/6/2024) dini hari WITA.
Syahid yang Kepala KUA Batu Benawa — HST itu menyebut, shalat hajat jamaah tiga kloter BDJ yang satu pemondokan di Hotel Sadeer Makarim, Jarwal No 805 tersebut dihelat selesai shalat Maghrib di Mushala Hotel.
“Pesertanya dari tiga kloter BDJ. Jumlah jamaahnya 960 (laki laki dan perempuan),” urainya seraya menyebut kloter BDJ-12 terdiri jamaah asal Kabupaten HST plus Kota Banjarmasin.
Lantas BDJ-7 berisi jamaah asal Kalteng dari 4 kabupaten — Barito Selatan (Buntok), Murung Raya (Puruk Cahu), Seruyan (Kuala Pembuang), dan Pulang Pisau. Sedang BDJ-16 berisi jamaah asal Banjarmasin, Banjarbaru dan Kabupaten Tapin.
Prosesi shalat hajat bersama ini diawali shalat Maghrib dengan imam H Helmi Ardi (Pembimbing ibadah BDJ-16). Sedang shalat hajatnya yang diteruskan dengan pembacaan Surah Yasin, Shalawat Kamilah dan doa dipimpin oleh imam KH Abdul Gaffar (Petugas Haji Daerah dari BDJ-12).
Semua prosesinya lancar, khusyu dan cukup sakral. “Shalat hajat ini sebagai bentuk pengharapan kita supaya dalam pelaksanaan ibadah haji semua jamaah kita — khususnya BDJ-7, BDJ-12 dan BDJ-16 — mendapat keselamatan, kesehatan dan kemudahan,” ujar Syahid.
Puncak ibadah haji berupa wukuf di Padang Arafah (9 Dzulhijjah) dan rangkaian ibadahnya di Muzdalifah — Mina akan dilakoni oleh semua jamaah dari seluruh penjuru dunia hari Sabtu, 15 Juni 2024.
Puncak rangkaian ibadah haji ini diketahui terbilang sakral. Sangat menguras kesiapan fisik prima dan mental jamaah. Di Arafah misalnya, jamaah berpakaian sama (ihram — kain tak berjahit) akan berdiam diri (wukuf) di tenda tenda sambil bermunajat memohon berkah dan ampunan Ya Rabbi.
Selesai khutbah Arafah, maka “lautan” jamaah bergolak. Bergerak masing masingnya sampai jelang tengah malam untuk singgah sebentar (mabit) di Muzdalifah. Mengambil batu kerikil sebagai sangu melontar tiga jumrah — Aqabah, Ula dan Wustha — di pelontaran Mina.
Ibadah fisik melontar jumrah Aqabah pada hari 10 Dzulhijjah termasuk paling sakral. Sebab, jamaah dari seluruh penjuru dunia semuanya pasti melontar jumrah di satu tempat pelontaran itu saja.
Sedang melontar tiga jumrah di hari hari Tasyrik — 11, 12, 13 Dzulhijjah — pun akan menguras fisik. Di sini, jamaah harus jalan kaki satu km lebih dari pemondokan ke jamarat dan melalui terowongan di tengah padatnya arus hilir mudiknya lautan jamaah.
Selamat beribadah. Semoga tetap aman dan sehat ya, jamaah BDJ-7, BDJ-12 dan BDJ-16.**(JJD)