BALIKPAPAN, Kaltimku.id — Sudah saatnya pemerintah melibatkan rakyatnya dalam membuat keputusan suatu kebijakan, dengan memberikan kesetaraan kepada kelompok masyarakat dalam berpartisipasi.
“Kolaborasi pemerintahan ini memerlukan sinergi dan kerja yang berbasis pada komitmen bersama untuk menyelaraskan pemahaman antara pemerintah dan masyarakat,” ungkap Mahyudin, mantan Bupati Kutai Timur 2003-2006.
Pertama, sebutnya, pemerintah bukan lagi berperan sebagai administrator, namun sebagai Kolaborator. Sedangkan Masyarakat tidak lagi berperan sebagai resident, namun berperan besar sebagai co-creators.
“Kaltim memiliki sumber daya kolaborator yang amat besar. Mulai dari pakar, universitas, sector privat, serta NGO (Non Governmental Organization) yang amat banyak dan beragam,” papar pria berkacamata saat memulai dialog pada acara Ruang Dialog Kaltim Keren di Kopi BJ ex Lokatara, Jalan MT Haryono, Balikpapan Selatan Kalimantan Timur, Jumat (7/6/2024), siang.
Acara dihadiri para civitas akademika, siswa SLTA dan undangan umum. Dimulai pukul 15.30 WITA. Ada beberapa penjelasan yang sangat krusial dengan kondisi Kalimantan Timur saat ini. Sehingga dikupas tuntas dengan istilah Kaltim Keren oleh pria peraih Bintang Mahaputera Naraya dari pemerintah RI itu.
Kedua, perlu dilakukan transformasi Ekonomi maju berkeadilan untuk mengembalikan trajectory pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur. Mengalihkan sumber pertumbuhan ekonomi tenaga kerja low skilled dan sumber daya alam ke arah sumber pertumbuhan yang berbasis produktivitas, yaitu hilirisasi dan industrialisasi.
“Kemajuan ekonomi juga harus bersifat inklusif, artinya dapat dinikmati oleh semua kalangan dan wilayah,” terang Mahyudin.
Ketiga, kata Mahyudin Kalimantan Timur harus Religius dan bersatu. Karena agama telah menjadi landasan spiritual dan moral untuk membangun masyarakat dan bangsa yang berkeadaban. Agama menjadi sumber inspirasi dalam membangun harmoni sosial dalam kehidupan masyarakat yang majemuk.
“Kita bersyukur bahwa di Kaltim hampir tidak ada konflik horizontal antar suku, agama, ras dan golongan. Ini merupakan modal besar bagi stabilitas pembangunan Kaltim ke depan,” ungkapnya.
Keempat, lebih lanjut Mahyudin yang terakhir menjabat sebagai wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia 2019-2024, mengatakan bahwa Kaltim perlu dibangun Entrepreneurship dengan alasan masalah lapangan kerja juga menjadi tantangan yang dihadapinya. Pertumbuhan sektor energy dan pertambangan cenderung tidak menciptakan banyak lapangan kerja lokal yang berkelanjutan.
“Untuk mengatasi masalah ini, kita memerlukan semangat entrepreneurship yang mampu membuka dunia usaha sekaligus membuka lapangan kerja,” ujar Dr H Mahyudin, ST, MM. kelahiran Tanjung 8 Juni 1970.
Mahyudin juga menuturkan terkait Ibu Kota Nusantara (IKN) tentu membutuhkan entrepreneurship yang baik dan mampu menjadi penggerak daerah penyangga di sekitar wilayah IKN. Momentum IKN akan mendorong pertumbuhan ekonomi akibat pertumbuhan penduduk dan peningkatan permintaan pasar.
Terakhir, menurut Mahyudin Kalimantan Timur harus menjadi lingkungan Nyaman. Dimana Kaltim dalam pembangunan harus menerapkan prinsip Green City, Eco City dan Smart City. Green City berarti menerapkan prinsip berkelanjutan dengan pengembangan kota yang ramah lingkungan. Eco city, mengurangi segala jenis polusi gas karbon dan Smart City yakni pemanfaatan teknologi informasi untuk menghubungkan, memonitor dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan efisien.
Dengan memakan waktu kurang lebih 3 jam dialog diakhiri sesi tanya jawab. Para penanya sebanyak lima orang, didominasi para pelajar. Yang menarik dari acara ini adalah, Kaltim Keren merupakan penjabaran visi dan misi seorang politikus ulung putera daerah Dr H Mahyudin ST MM, yang digadang bakal mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Kaltim pada Pilgub 2024 mendatang.*** (YunD)