Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Pertengahan Maret 2021, Satuan Tugas Covid-19 Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat, kasus terkonfirmasi positif di kabupaten/kota wilayah Kaltim, menembus angka 60 ribu lebih pada Senin (15/3/21). Persisnya, 60.056 kasus.
Dari jumlah ini, hanya Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kota Bontang yang tidak ada penambahan. Bahkan, di wilayah yang dipimpin Bupati Abdul Gafur Mas’ud (AGM) ini, malah ada penambahan pasien sembuh berjumlah 6 orang. Sehingga berjumlah 883 orang yang sembuh.
Selain itu, di daerah adik kandung pengganti Wali Kota Rizal Effendi, Rahmad Mas’ud ini, pada hari yang sama tidak ada yang meninggal dunia. Jumlahnya tetap 41 orang.
Selain itu, Kota Bontang senada dengan PPU, tidak ada penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Meninggal dunia, tetap 89 orang. Tambahan pasien yang dinyatakan sembuh di wilayah Wali Kota terpilih Basrie Nase ini, sebanyak 38 orang, sehingga jumlahnya menjadi 4.938 orang.
Diharapkan, pada hari-hari berikutnya tidak ada penambahan kasus terkonfirmasi positif, dan tidak ada penambahan pasien meninggal dunia. Kecuali penambahan pasien yang sembuh di dua wilayah Kaltim ini.
Sedangkan sembilan kabupaten/kota lainnya bertambah kasus terkonfirmasi positif, termasuk Mahakam Ulu (Mahulu) yang dalam beberapa hari terakhir nihil alias tidak ada tambahan kasus terkonfirmasi Covid-19.
Jumlah penambahannya bervariasi. Wilayah penambahan tertinggi adalah Kota Balikpapan sebanyak 66 kasus. Kabupaten Kartanegara (Kukar) 61 kasus. Kota Samarinda 24 kasus. Kabupaten Kutai Barat (Kubar) 16 kasus. Kabupaten Berau 14 kasus.
Sementara, di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) bertambah 12 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Kabupaten Paser/Grogot bertambah 8 kasus, dan Mahakam Ulu bertambah 3 kasus. Jumlah penambahan keseluruhan sebanyak 204 kasus.
Untuk pasien yang dinyatakan sembuh di wilayah Kaltim sebanyak 53.599 orang setelah ditambah 381 orang, dan meninggal dunia bertambah 4 orang, sehingga berjumlah 1.414 orang.
Melihat adanya angka penambahan ini diharapkan tidak akan ada lagi peningkatan, sepanjang seluruh masyarakat lebih waspada dan mematuhi anjuran pemerintah maupun unsur terkait tentang pentingnya protokol kesehatan (prokes).*