Samarinda, Kaltimku.id – Kebakaran kembali melanda kawasan Pasar Segiri, Jalan Pahlawan RT 27, Kelurahan Sidodadi, Samarinda Ulu, Minggu malam (10/8/2025) sekitar pukul 22.30 WITA. Insiden ini menghanguskan tiga kios dan menyebabkan dua tempat usaha lainnya terdampak.
Kebakaran yang melanda salah satu pusat perdagangan terbesar di Samarinda tersebut menambah daftar panjang musibah serupa yang kerap terjadi di Pasar Segiri. Dalam hitungan menit, api membesar dan membakar bangunan kios yang sebagian besar berbahan kayu dan material mudah terbakar.
Petugas pemadam kebakaran dari tiga posko langsung dikerahkan ke lokasi dibantu puluhan relawan dan warga sekitar. Kepadatan bangunan di pasar membuat proses pemadaman cukup sulit, namun berkat kesigapan petugas, api berhasil dipadamkan dalam waktu kurang dari satu jam.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian material diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Sejumlah pedagang hanya bisa pasrah menyaksikan lapak dan barang dagangannya habis dilalap api.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Arif Kurniawan, menyampaikan keprihatinannya terhadap para pedagang yang menjadi korban. Ia menilai, kebakaran yang berulang di Pasar Segiri menunjukkan bahwa ada masalah mendasar yang belum terselesaikan.
“Musibah kebakaran ini membuat kita prihatin kepada para pedagang yang lapaknya terbakar. Mereka kehilangan mata pencaharian dalam sekejap,” ujarnya.
Arif mengungkapkan, faktor utama yang membuat pasar rawan terbakar adalah kondisi bangunan yang sudah tua dan instalasi listrik yang tidak sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Menurutnya, korsleting listrik masih menjadi penyebab dominan insiden kebakaran di kawasan pasar tradisional.
Ia meminta pemerintah daerah dan pengelola pasar untuk mengambil langkah konkret agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kabel listrik yang usang dan pemasangan yang tidak sesuai standar harus segera diperbaiki. Kalau dibiarkan, potensi kebakaran akan terus menghantui,” tegasnya.
Kebakaran ini, kata Arif, harus menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan di pasar.
“Jangan menunggu korban jiwa dulu baru bertindak. Keselamatan pedagang dan pengunjung harus menjadi prioritas,” pungkasnya.*