Klaster Hajatan Dominasi Kasus Penyebaran Covid-19 di PPU

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten PPU dr Jansje Grace Makisurat mengatakan peningkatan angka terpapar Covid sebagian besar disumbang dari klaster hajatan.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten PPU dr Jansje Grace Makisurat mengatakan peningkatan angka terpapar Covid sebagian besar disumbang dari klaster hajatan.

Kaltimku.id, PPU – Lonjakan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur terus terjadi. Hari ini, tiga orang warga PPU kembali dinyatakan meninggal terkonfirmasi positif. Sementara data penambahan kasus positif sebanyak 48 orang atau lebih sedikit dari kemarin yang mencapai 50 kasus.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten PPU dr Jansje Grace Makisurat mengatakan peningkatan angka terpapar Covid sebagian besar disumbang dari klaster hajatan. Dimana, pada prakteknya protokol kesehatan penyebaran Covid jarang diterapkan. Meningkatnya kasus Covid juga akibat masyarakat abai terhadap penerapan prokes saat berada di lokasi keramaian seperti pasar.

Bacaan Lainnya

“Paling banyak dari klaster rewang (hajatan). Karena masyarakat abai prokes dan masih banyaknya warga yang menggelar hajatan tanpa memperhatikan protokol pencegahan,” ujar Grace, Rabu (14/7/2021).

Selain klaster hajatan yang menyumbang angka tertinggi, kasus penyebaran juga terjadi pada beberapa perusahaan. Bahkan, terpaparnya puluhan tenaga kesehatan (nakes) turut andil melonjaknya jumlah terpapar Covid-19.

Data kumulatif satgas penanganan Covid-19 PPU mencatat, sejak 22 Maret 2020 hingga 14 Juli 2021, angka penyebaran virus corona telah mencapai 1.859 kasus. 75 meninggal terkonfirmasi positif, 25 meninggal dengan komorbid. 350 orang warga masih terpapar, 34 diantaranya menjalani perawatan di RSUD Ratu Aji Putri Botung. Sedangkan pasien sembuh sebanyak 1.434 orang.

“Nakes termasuk penyumbang tertinggi, 37 nakes dan staf yang bertugas di puskesmas kecamatan positif. Dan 45 orang nakes dan manajemen RSUD ikut terpapar,” bebernya.

Terinfeksinya puluhan tenaga kesehatan, jelas Grace bukan akibat saat menjalankan tugas menangani pasien. Tetapi, cenderung disebabkan oleh aktivitas harian yang dilakukan secara bersamaan. Beberapa nakes bahkan jalani isolasi di RSUD RAPB. Namun, hingga kini tidak ada nakes dalam daftar kasus kematian akibat Covid di wilayah Benuo Taka.*(adv)

Pos terkait