Pedagang di HST Ramai Pasok Hewan Qurban, Abdul Thalib: Alhamdulillah Sudah Bebas Antrax

BARABAI, Kaltimku.id — Sejumlah pedagang di Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel, mulai sibuk. Kian ramai memasok hewan qurban berupa sapi dan kambing menjelang tibanya Idul Adha 1445 H atau disebut juga Hari Raya Qurban.

Abdul Thalib salah satunya. Juragan hewan qurban di Desa Benua Binjai, Kecamatan Barabai, itu mengaku harus menyiapkan sedikitnya 100 ekor sapi. Belum lagi kambing atau domba menjelang tibanya Idul Adha 1445 H.

Bacaan Lainnya

“Tahun ini kayaknya bakal ramai. Permintaan masyarakat HST akan hewan qurban masih cukup tinggi,”  ucap Adul — sapaan karib juragan sapi dan kambing qurban — itu kepada awak media ini.

Abdul Thalib

Duduk di pelataran rumahnya, Kamis (30/5/2024), Adul baru saja menurunkan 11 ekor sapi pasokan dari Samarinda, Kaltim. Sebelas ekor sapi ini bagian dari pasokan-pasokan sebelumnya yang juga dikirim dari Samarinda.

“Ulun (saya) akan datangkan lagi satu truk sapi qurban. Sapi yang akan datang nanti sapi Bali,” ujarnya di sela sela pembicaraannya dengan sopir truk Hino yang membawa 11  ekor sapi pasokannya itu.

Adul adalah satu dari puluhan juragan hewan qurban di wilayah HST.  Ia memiliki tiga kandang penampungan. Dari tiga kandang di belakang rumahnya itu hampir seluruhnya sudah terisi 60 — 70 ekor sapi qurban.

“Kalau datang yang satu ret lagi,  Ulun akan stop dulu. Kandang tak muat lagi. Bisa saja pang kalau “dikajal” berdempetan, tapi risiko keamanannya tidak terjamin,” ia menyebut sapi berdempetan bisa tanduk tandukan dan salah salah ada yang kena congkel matanya.

Adul mengaku lebih utamakan keamanan dan kesehatan sapi. Sebab, hewan qurban ini harus cukup umur, terjamin kebersihan dan kesehatannya. Lalu apa masih ada penyakit mulut dan kuku (antrax) yang menyerang hewan qurban?

“Alhamdulillah, dalam dua tahun ini, sapi sapi qurban sudah bebas dari antrax,”  ujar Abah dua anak plus satu cucu itu. Tahun 2023 lalu Adul menjual 111 ekor sapi qurban dan semuanya bebas dari penyakit mulut dan kuku.

Di bagian lain,  minat warga HST potong qurban diakuinya cukup tinggi. Ini terkait berkembangnya kelompok pengajian atau majelis taklim, lembaga/sekolah agama, pemerintah atau perorangan yang berniat qurban setiap Idul Adha dan hari hari Tasyrik 11, 12 dan 13 Zulhijjah.

Tak heran, para juragan hewan qurban di HST pun ramai memasok sapi dan kambing. “Di HST ini ada puluhan lebih pengumpul hewan qurban. Hampir semuanya memasok sapi asal Sulawesi dan Kupang melalui Kaltim ,” ujarnya.

Para pengumpul hewan qurban di HST tersebar di berbagai desa. Antara lain seperti  di Desa Sungai Rangas, Benua Kepayang, Jamil (LAS),  Kasarangan, Rantau Keminting  (LAU), Birayang (BAS), Palajau — Pandawan dan di Kota Barabai sendiri.

Adul memerkirakan tak kurang dari 5.000-an ekor sapi dan kambing bakal “terjagal” di HST.   “Ulun saja menyiapkan ratusan ekor, dan sebagian sudah pesanan langganan dari kelompok pengajian,”  ujarnya.

Pengumpul hewan qurban di Benua Binjai — Barabai  itu tak sekadar menjual, tapi sanggup pula melakukan pemotongan. Ia siap mengerahkan puluhan pekerja untuk memotong sapi sapi qurban.

 “Ongkos potongnya Rp 600 ribu per ekor, besar atau kecil sama. Panitia qurban tinggal terima bersih,”  ia menutup bicara dan menyebut harga sapi qurban di kandangnya berkisar antara Rp 17 — 35 jutaan lebih per ekor,  tergantung taksiran berat atau besar kecilnya sapi.**(JJD)

Pos terkait