PENDIDIKAN DIGITAL INDOSAT OOREDOO HUTCHISON BIKIN WAJAH PENYANDANG DISABILITAS BAHAGIA, VIKRAM: AGAR SETIAP MASYARAKAT MENDAPATKAN HAK YANG SAMA DALAM HAL PENDIDIKAN 

Balikpapan, KALTIMKU.ID – ZAMAN telah berubah. Indonesia yang dinakhodai duet Presiden – Wakil Presiden, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka untuk periode 2024 hingga 2029 mendatang, juga terus berubah semakin baik dan semakin baik. Sejumlah infrastruktur di bangun di beberapa daerah, tak lagi hanya fokus di Pulau Jawa saja.

Seiring dengan itu, jumlah penduduk dunia selalu bertambah setiap harinya. Berdasarkan data World Population Review, jumlah penduduk dunia mencapai 8,23 miliar jiwa pada 27 Juni 2025, dan itu berarti meningkat 0,86 persen dibanding populasi tahun 2024, dimana penduduk Indonesia sendiri diperkirakan akan mencapai 280 juta penduduk pada akhir tahun 2025, menurut model makro global Trading Economics dan ekspektasi analis.

Bacaan Lainnya

Ada beragam efek domino yang akan timbul, bukan hanya karena angka semata. Seperti kebutuhan pulsa yang akan terus meningkat. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dalam rilis laporan tahunan bertajuk Survei Penetrasi Internet dan Perilaku Penggunaan Internet 2025, mencatat mayoritas masyarakat Indonesia mengalokasikan dana antara Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per bulannya untuk kebutuhan internet seluler. Dan itu berarti ada miliaran bahkan triliunan dana yang diraup oleh perusahaan-perusahaan digital di Indonesia.

Vikram Sinha

Nah, ternyata Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) yang memiliki 4.121 karyawan per Maret 2025 menjadi yang kedua paling banyak digunakan masyarakat Indonesia dari perusahaan digital sejenisnya, sehingga wajar saja kalau IOH meraup laba bersih Rp 5,27 triliun dari pendapatan Rp 55,88 triliun di tahun 2024.

Dengan laba tersebut, IOH yang didirikan pada 10 November 1967, tak lantas abai dan terlena dengan apa yang sudah mereka raih. IOH tetap berkomitmen dengan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau CSR dengan mendukung komunikasi masyarakat agar dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik. “Tujuan kami memberikan dampak positif kepada masyarakat dengan memanfaatkan keahlian dan sumber daya di 3 pilar CSR IOH, yakni pendidikan digital, pemberdayaan perempuan dan lingkungan,” ungkap President Director & Chief Executive Officer IOH, Vikram Sinha.

Pria berkebangsaan India itu menambahkan, teknologi telah membawa perubahan yang signifikan dalam setiap aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan. Pendidikan digital, sebutnya, telah menyentuh dunia pendidikan dengan membawa perubahan dalam cara belajar, mengajar dan berinteraksi.

“Internet telah memungkinkan siapa saja dapat terhubung, bahkan teknologi telah membuka pintu bagi pendidikan inklusif melalui aplikasi khusus yang menunjang pembelajaran di era sekarang ini. Iya, Indosat mengusung konsep pendidikan digital yang merujuk pada penggunaan teknologi digital seperti komputer, perangkat digital seluler dan internet, dan itu sejalan dengan misi pemerintah dalam meningkatkan indeks literasi digital tiap tahunnya,” urai Vikram.

Lebih istimewanya lagi, Indosat Ooredoo Hutchison juga membangun semangat teknologi digital yang inklusif, terbuka untuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus bagi penyandang disabilitas lewat IDCamp Bootcamp yang sudah terlaksana pada tahun 2022 lalu. “Tujuannya tentu saja agar setiap masyarakat Indonesia mendapatkan hak yang sama dalam hal pendidikan. Dengan pendidikan yang bijak, teknologi akan terus menjadi kekuatan dalam pengembangan sistem pendidikan yang lebih baik,” tegas Vikram Sinha yang memegang amanah jabatan periode 2022 – 2027.

Iya, pendidikan digital IOH telah membuat wajah-wajah mereka yang berkebutuhan khusus  penyandang disabilitas tersenyum bahagia karena telah mendapatkan ilmu yang tak pernah mereka impikan, tapi IOH telah mewujudkan mimpi mereka menjadi nyata.* (Herry Trunajaya)

 

 

 

 

 

Pos terkait