Kaltimku.id, KANDANGAN — Pengen penganan empek-empek? Ah, warga Pehuluan Kalsel seperti Kandangan (HSS) dan Barabai (HST) jangan cemas. Tak perlu memburunya sampai ke Palembang sana, tapi cukup dan datang saja ke Pasar Jumahat Bagambir, Desa Bamban Utara, HSS, Kalimantan Selatan.
Kenapa? Di sini, di pasar tradisional mingguan setiap hari Jumat itu juga ada penjual empek-empek. Cita rasa dan kuahnya pun tidak kalah dengan cita rasa empek-empek asli buatan Kota Palembang, Sumatera Selatan itu.
Siapa penjualnya? Dialah Aji yang saban minggu melakoni usahanya. Menjual empek-empek pakai rombong di atas sepeda motor di Pasar Bagambir, HSS, satu pasar tradisional yang memang ramai di pinggir jalan raya Trans Kalimantan itu.
“Ulun lain Urang Banjar asli. Aslinya Ulun dari Palembang, Sumsel. Tapi, bini Ulun, Urang Banjar asli dari Desa Tawia, Kecamatan Angkinang sini,” ujar Aji ketika menjawab awak media ini sambil melayani antrean pembelinya di Pasar Bagambir, Jumat (17/6/2022).
Sontak sejumlah ibu dan anak gadis yang menunggu antrean empek-empek itu tercenung. Seolah tak percaya mendengar pengakuan Aji yang pasih bahasa Banjar, tapi ia sendiri sebenarnya asli putra Palembang.
Kepiawaian Aji meracik bumbu kuah dan adonan empek-empeknya itu seakan pas dengan selera sebagian Urang Banjar di pehuluan ini. “Pantas orang Palembang pang dia. Rasa kuahnya enak, sama seperti kuah buatan orang Palembang sana,” celetuk salah satu pembelinya.
Cita rasa kuah yang pedas manis dan empek-empek buatan Aji ini membuatnya nyaris kewalalahan melayani pembeli. Rombong dagangannya yang mirip rombong bakso keliling itu diserbu pembeli yang berjubel seolah ketagihan penganan yang satu ini.
Aji menggelar dagangan sambil berdiri di depan rombong. Harga jualnya sangat terjangkau kantong masyarakat kecil. Cuma Rp1.000 per butir empek-empek ukuran kecil menyerupai kapal selam.
Lantaran itu, kaum ibu dan anak gadis ramai-ramai menyerbu dan mengelilingi dagangannya. Rata-rata mereka membeli Rp5.000 per lima potong per bungkus, tapi tak jarang pula mengeluarkan kocek Rp10 — 15 ribu untuk dua bungkus.
Berapakah omzet atau pendapatan Aji per minggu di pasar tradisional ini? Pria asal Palembang itu tak mentransparansikan, kecuali ia menyebut bisa membiayai hidup anggota keluarganya.
“Anak Ulun dua, Pak ae. Alhamdulillah, satu orang sudah sekolah di MTs (Madrasah Tsanawiyah),” ucap lelaki bertopi itu agak gembira sambil melayani para pembeli di rombong dagangannya.*
Penulis: JJD, Wartawan Senior Kalimantan