Pengobatan Jarak Jauh jadi Barometer Transformasi Kesehatan

Kaltimku.id, SAMARINDA — Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur Salehuddin menyebutkan pengobatan jarak jauh atau telemecine menjadi barometer transformasi kesehatan nasional.

“Jadi ada pilar yang keenam artinya transformasi teknologi kesehatan. Jadi ini kan ada semacam program kesehatan bergerak dari dinas kesehatan juga yang menerapkan telemedicine,” kata Salehuddin di Samarinda, Selasa.

Bacaan Lainnya

Menurut legislator daerah pemilihan Kutai Kartanegara itu, teknologi kesehatan ini dapat membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, terutama di wilayah terpencil, terdepan, dan tertinggal (3T).

Ia mencontohkan, saat ini sudah ada beberapa aplikasi yang menyediakan layanan kesehatan jarak jauh, seperti Halodoc. Namun, ia berharap pemerintah daerah dapat mendorong pengembangan teknologi kesehatan ini agar lebih maksimal dan merata.

“Kalau memang didorong, sudah saatnya kita era digitalisasi ini melaksanakan maksimal pelayanan kesehatan. Karena ini berguna untuk Kaltim di tengah keterbatasan tenaga kesehatan, terutama di wilayah 3T,” ujar Salehuddin yang juga politisi Partai Golkar.

Salehuddin mengatakan, dengan telemedicine, masyarakat dapat menghemat waktu dan biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Ia menilai, telemedicine juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, terutama dalam hal promotif dan preventif.

“Kadang-kadang misalnya ada di beberapa salah satu proses kesehatan rumah sakit misalnya untuk spesialis tertentu butuh waktu daftar seminggu dulu atau setengah bulan dulu atau satu bulan dulu. Nah kalau dengan telemedicine, kita bisa ketemu dokternya lebih cepat dan mudah,” tuturnya.

Salehuddin berharap, pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti perguruan tinggi, asosiasi dokter, dan penyedia aplikasi, untuk mengembangkan dan mensosialisasikan telemedicine di Kaltim.

“Telemedicine ini menjadi solusi bagi wilayah 3T sendiri, terutama bagi yang tidak memiliki akses ke fasilitas kesehatan yang memadai,” tutur Salehuddin.

Salehuddin mengungkapkan bahwa telemedicine juga dapat meningkatkan akses dan ketersediaan informasi kesehatan bagi masyarakat, serta mempercepat proses diagnosis, pengobatan, dan pemantauan kondisi pasien,” tutur Salehuddin.

Salehuddin mengapresiasi langkah Dinas Kesehatan Kaltim yang telah meluncurkan layanan telemedicine gratis di wilayah pedalaman melalui Program Kesehatan Bergerak.

“Ini adalah terobosan yang sangat positif dan perlu diperluas ke daerah-daerah lain yang juga mengalami keterbatasan pelayanan kesehatan,” ucap Salehuddin.

Ia berharap bahwa layanan telemedicine dapat terus dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya di Kaltim, serta didukung oleh regulasi yang jelas dan menguntungkan bagi semua pihak.

“Telemedicine merupakan salah satu solusi kesehatan di era disruptif yang harus dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat, pemerintah, dan tenaga kesehatan,” tutup Salehuddin.***

Pos terkait