Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) memang akrab dengan musibah api. Tercatat beberapa musibah kebakaran besar melanda kawasan Klandasan I dan II pada era 80-90an, Kampung Baru dan daerah-daerah lainnya di kota ini. Bahkan dalam musibah kebakaran Klandasan II era 90an, satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak, pemilik Toko Cempaka Raya menjadi korban kala itu.
Sabtu (5/6/2021) pukul 23.00 Wita hingga dini hari Minggu (6/6/2021) musibah terjadi lagi, dan melanda perkampungan padat penduduk, kawasan Gunung Bugis, Baru Ulu, Balikpapan Barat.
Kobaran api yang juga dibarengi dengan turunnya curah hujan diduga kuat muncul dari rumah di kawasan RT 02 dan kemudian menjalar dengan cepat ke kawasan RT 03 dan 04.
Berjibaku dengan sekuat kemampuan, petugas pemadam kebakaran dari Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan akhirnya mampu menjinakkan amukan si jago merah.
Sebanyak 14 unit mobil pemadam dikerahkan plus PDAM menurunkan 6 unit mobil tangki air, Brimob Polda Kaltim dengan 2 unit mobil Water Canon dan beberapa unit milik Pertamina Hulu Mahakam (PHM).
Menurut Kepala BPBD Balikpapan Suseno, api diketahui sudah membesar sejak pukul 23.30 Wita. “Kobaran api disertai hembusan angin kencang menghanguskan ratusan rumah warga yang berada di lingkungan RT 02, 03 dan 04,” ujarnya.
Seno, panggilan akrab Kepala BPBD Balikpapan yang tampak cukup lelah menambahkan, api berasal dari salah satu rumah warga di RT 02 bernama Harun,” jelasnya.
Dirinya mengakui, jika petugas memiliki kendala dalam memadamkan kobaran api, karena kondisi jalan sangat sempit ditambah warga yang memarkir kendaraannya untuk melihat kejadian kebakaran.
“Petugas terkendala akses jalan, banyaknya motor warga yang terparkir untuk melihat kebakaran membuat jalan tambah sempit. Iya, kami mengimbau warga untuk tidak berkerumun setiap ada peristiwa kebakaran,” imbuhnya.
Jadi, sebutnya, bukan soal air pemadamnya yang tidak ada, tapi suplai air menuju lokasi kebakaran terhambat karena padatnya kendaraan warga yang terparkir, ditambah warga yang datang hanya untuk menyaksikan kebakaran, seolah musibah kebakaran merupakan sebuah tontonan gratis.
Saat dikonfirmasi terkait dugaan sementara musibah kebakaran, Seno tidak dapat menjelaskan secara pasti, karena saat ini petugas tengah melakukan pendinginan.*
Wartawan: Ariel S