Kaltimkumid, PPU – Tragedi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Minggu (28/2/2021), mendapat respon serius dari Kepolisian Resor Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Kapolres PPU AKBP Hendrik Hermawan meminta jajaranya meningkatkan kewaspadaan.
Menurut Hendrik, peningkatan kewaspadaan aparat kepolisian sesuai instruksi Kapolda Kaltim, Irjen Pol Herry Rudolf Nahak. Siaga satu berlaku bagi jajaran kepolisian di seluruh daerah di Kaltim. Upaya meningkatkan kewaspadaan dilakukan dengan patroli dan memberikan rasa keamanan bagi masyarakat PPU.
“Instruksi Kapolda agar jajaran dibawahnya meningkatkan kewaspadaan untuk menjaga kondusifitas daerah,” kata Hendrik, Senin (29/3/2021).
Tidak hanya itu, Korps Bhayangkara juga bersinergi dengan aparat TNI dalam upaya mendeteksi terror di wilayah Kaltim. Pengetatan dan pemeriksaan warga dilakukan dua institusi di jalur masuk pelabuhan.
Kegiatan patroli di rumah rumah ibadah, obyek vital, pintu masuk hingga pusat keramaian juga ditingkatkan. Kapolres juga meminta pihak RT melakukan pendataan warga pendatang. Langkah tersebut sebagai upaya preventif dalam mengantisipasi setiap ancaman.
“Jika ada pendatang baru dengan aktivitas mencurigakan segera laporkan kepada kami. Ini untuk kepentingan keamanan kita bersama” tambahnya.
Selain itu, Hendrik juga meminta warga tidak menyebarkan foto maupun video bom bunuh diri di Makassar. Dikhawatirkan, hal tersebut bisa memicu ketakutan bagi masyarakat itu sendiri. Meski demikian, dijelaskanya keamanan di wilayah Kabupaten PPU saat ini dalam situasi yang kondusif.*