KALTIMKU.id — Enam orang sahabat itu saling berpelukan setelah diawali dengan berjabat tangan. Menyambung jarak bertahun-tahun yang telah memisahkan mereka. Sulit diterjemahkan perasaan masing-masing. Mata tua keenam sahabat itu saling memandang, sebelum percakapan karib, penuh tawa mengalir memenuhi pertemuan atau reuni kecil di kediaman tuan rumah Samhari, Jumat petang, 4 Juli 2025 di kawasan Kompleks Perumahan Balikpapan Regency, Sepinggan Baru, Balikpapan Selatan.
Samhari, Sutrisno, Syahrani, Sajio, Yunani dan Herry adalah para lulusan STM Pangeran Antasari Balikpapan pada tahun 81-82 silam. Mereka semua bersama para murid lainnya belajar dalam satu rombel kelas Mesin 2 (M 2) di gedung sekolah yang masih berupa bangunan kayu papan di kawasan Perkampungan Pelajar Gunung Pasir.

Para guru yang mengajar mereka sebagian sudah wafat, diantaranya pak guru Pasaribu, Hasyim Hisyam, Munawar, Sudirdjo, Machmud dan lainnya.
Mereka juga mengenang saat menjadi juara pertama lomba baris berbaris antar pelajar SLTA se Balikpapan dengan menempuh jarak dari titik start di Halaman Pemkot Balikpapan dan finis di Lapangan Persora, Karang Anyar. Kejayaan itu diraih pada tahun 1981. Saat itu komandan regu dipegang Sugito yang sudah berpulang pada tahun 2013 silam.
Ketika lulus dari SMK Pangeran pada tahun 1982, masing-masing melakoni kehidupannya. Memulai memasuki dunia kerja, dan masing-masing memiliki keluarga dengan kota tempat tinggal yang berbeda, ada yang di Pulau Jawa dan lainnya.
Keenam sahabat sekelas ini kembali bertemu berkat keisengan namun serius dari Sutrisno yang hadir bersama istri, mencari nomor kontak atau wa teman-temannya dan kemudian terkumpul enam orang yang kesemuanya sudah berumur lebih dari separuh abad alias sudah menjadi aki-aki dengan rambut yang sudah dua warna dan bahkan ada yang sudah ompong, tak bergigi lagi.
“Wah, Alhamdulillah tuan rumah Samhari gak menghidangkan kacang atau jagung,” celetuk Sajio yang mengaku sudah tak bisa lagi menikmati yang namanya kacang.
Syahrani yang hadir bersama sang istri rela mengendari sepeda motornya dari kediamannya di Samboja, Kutai Kartanegara dengan menempuh jarak puluhan kilometer pergi dan pulang. Semua itu dilakukannya hanya untuk bertemu dengan para sahabat yang merupakan teman satu kelasnya.
Samhari yang pensiunan perusahaan tambang KPC di Sangatta menyambut kehadiran kelima sahabatnya yang sudah seperti saudara dengan sangat terbuka. Gelak dan tawa mewarnai pertemuan tersebut, bahkan masih sempat melakukan video call dengan teman yang tinggal di Tangerang, Sudarno, namun percakapan tak begitu lancar karena sinyal kurang bagus.
Saat magrib, keenamnya melaksanakan salat berjamaah di Masjid Al Muthmainnah di kawasan perumahan. Selanjutnya Samhari dan istri menghidangkan makan malam berupa sate lengkap dengan lontongnya. Semua yang disajikan terasa sangat nikmat meski yang giginya sudah pada rompal, mengaku hanya dikunyah beberapa kali saja langsung ditelan.
Pertemuan yang penuh kekeluargaan itu berakhir sekitar pukul 21.40 WITA. Semoga akan ada pertemuan-pertemuan selanjutnya dan dengan harapan lebih banyak lagi yang akan bertemu. Terima kasih tak terhingga untuk Samhari dan keluarga. Salam sehat untuk kita semua.***