Samarinda, Kaltimku.id – Pendidikan merupakan hak dasar setiap anak, tanpa terkecuali. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak anak di Indonesia, termasuk di Kota Samarinda, yang tidak dapat menikmati pendidikan karena keterbatasan ekonomi, hambatan sosial, atau faktor keluarga.
Merespons realitas tersebut, pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial RI meluncurkan program Sekolah Rakyat, sebuah inisiatif yang bertujuan menyediakan akses pendidikan gratis dan fleksibel bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang berada di luar sistem pendidikan formal.
Kota Samarinda menjadi salah satu daerah terpilih yang mendapat kuota pelaksanaan program ini.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Herminsyah, menyambut baik langkah cepat Pemerintah Kota yang langsung merespons dan mengambil bagian dalam pelaksanaan Sekolah Rakyat ini.
“Langkah ini patut diapresiasi. Pemerintah menunjukkan keberpihakannya terhadap anak-anak yang selama ini tersisih dari sistem pendidikan. Sekolah Rakyat adalah bukti bahwa negara hadir bagi semua, terutama mereka yang terpinggirkan,” ungkapnya.
Menurutnya, banyak anak di Samarinda yang belum mengenyam pendidikan karena berbagai alasan, mulai dari ketidakmampuan orang tua membayar biaya sekolah, hingga situasi sosial seperti menjadi anak jalanan, korban kekerasan rumah tangga, atau anak yang harus bekerja membantu keluarga.
Sekolah Rakyat hadir menjawab persoalan itu. Program ini menawarkan sistem pendidikan alternatif yang lebih fleksibel, baik dari sisi waktu, tempat, maupun metode pembelajaran. Hal ini memungkinkan anak-anak dengan latar belakang sulit untuk tetap memperoleh pendidikan tanpa harus terpaku pada jam sekolah formal.
Herminsyah menilai bahwa pendekatan fleksibel ini adalah kekuatan utama dari Sekolah Rakyat. Ia menekankan bahwa pendidikan seharusnya mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan peserta didik, bukan justru memaksa mereka menyesuaikan dengan sistem yang kaku.
“Anak-anak dari keluarga miskin itu punya potensi. Mereka hanya butuh ruang dan kesempatan. Sekolah Rakyat bisa menjadi ruang itu. Ia tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga tempat memulihkan rasa percaya diri mereka,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa keberadaan Sekolah Rakyat di Samarinda membuka lembaran baru bagi upaya pemerintah daerah dalam memperluas akses pendidikan yang lebih merata. Jika dikelola dengan baik, program ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun sistem pendidikan inklusif.
Herminsyah berharap Sekolah Rakyat tidak berhenti sebagai program sementara, melainkan dikembangkan menjadi bagian integral dari kebijakan pendidikan lokal. Ia juga meminta agar keberhasilan program ini diukur bukan hanya dari jumlah peserta didik, tetapi juga dari bagaimana program ini mampu mengubah hidup anak-anak yang sebelumnya tidak punya akses pendidikan sama sekali.
“Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Kita harus pastikan bahwa program seperti ini mendapat dukungan penuh, baik anggaran, tenaga pengajar, hingga fasilitas. Hanya dengan begitu, kita benar-benar bisa mewujudkan keadilan dalam pendidikan,” tutupnya.**