Kaltimku.id, BONTANG – Selama bulan puasa Ramadan 1443 Hijriah, tepatnya sejak awal puasa hingga pada hari ke 17, Sat Lantas Polres Bontang, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), mengamankan kurang lebih 20 unit kendaraan roda dua (motor) yang diduga terlibat balap liar.
Humas Polda Kaltim menyebut, pengamanan puluhan motor itu terjaring oleh Sat Lantas Polres Bontang pada waktu sahur hingga setelah shalat subuh di beberapa lokasi seperti di kawasan Jalan A Yani, Jalan Jendral Sudirman dan Jalan Sultan Hasanuddin.
Patroli dipimpin KBO Sat Lantas Iptu Imam Jayadi, menyasar sejumlah lokasi yang sering dijadikan ajang balap liar tersebut. Dari jalan-jalan yang dilakukan pemantauan petugas berhasil mengamankan puluhan motor.
Kapolres Bontang AKBP Hamam Wahyudi SH. SIK. MH. Melalui Kasat Lantas AKP Edy Haruna SH mengatakan, patroli bertujuan untuk mencegah dan mengantisipasi adanya aksi balap liar yang berpotensi terjadinya laka lantas yang membahayakan diri sendiri maupun pengguna jalan lain.
“Patroli ini akan terus dan terus dilakukan, bahkan ditingkatkan,” kata Kasat Lantas Edy Haruna, seraya menjelaskan, dari awal bulan Ramadan sampai dengan hari ke 17 Ramadan, Sat Lantas Polres Bontang sudah menjaring dan mengamankan 20 sepeda motor yang diduga terlibat aksi balapan liar.
Untuk barang bukti tersebut, jelas Kasat Lantas, diamankan di gudang barang bukti Sat Lantas Polres Bontang. Baru bisa diambil setelah Hari Raya Idul Fitri dan untuk bisa mengambil kendaraan tersebut juga harus memenuhi persyaratan.
“Persyaratan itu diantaranya membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi kembali aksi balap liar yang dikatehui oleh orang tua, Ketua RT, Lurah dan Bhabinkamtibmas dan juga tetap dikenakan tilang,” terang AKP Edy Haruna.
Jajaran Polda Kaltim juga menghimbau kepada para orang tua untuk mengingatkan anak-anaknya, terutama yang berusia remaja agar tidak melakukan aktivitas balap liar, apalagi saat ini masih dalam bulan suci Ramadan.
“Mari isi dengan perbanyak Ibadah serta berbagai kegiatan positif. Jangan melibatkan diri dalam aksi balapan liar yang dapat menyebabkan kecelakaan fatal,” tutur Edy Haruna.*