Kaltimku.id, PPU – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Danum Taka, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur berhasil mempertahankan catatan kinerja positif, selama dua tahun terakhir. Sebelumnya, Perusahaan Air Minum milik pemerintah daerah itu mencatatkan kinerja negative selama 11 tahun, sejak 2005 silam.
Kinerja positif Perumda Danum Taka berdasarkan penilaian dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan atau BPKP, dengan kategori sehat. Kondisi sehat tersebut, didukung adanya peningkatan cakupan layanan serta penyesuaian tarif sebesar 30 persen yang berlaku sejak Agustus 2020.
“Alhamdulillah sejak tahun 2019 PDAM mencatatkan kinerja positif. Dengan berbagai indikator yang sudah kita capai, di tahun 2020 yang proses penilaiannya Maret nanti, predikat kategori sehat akan kita capai,” kata Direktur Perumda Danum Taka, Abdul Rasyid, Selasa (9/2/2021).
Kinerja negative yang terjadi selama 11 tahun, akibat cakupan layanan yang tidak maksimal. Selain itu, nilai jual air bersih yang tidak sebanding dengan harga jual, menyebabkan perusahaan milik pemerintah daerah tersebut terus mengalami kerugian.
“Margin antara harga jual perkubik dengan biaya pokok produksi (HPP) air bersihnya cukup besar. Makanya dengan adanya penyesuaian tarif melalui peraturan bupati (Perbup) nomor 29 tahun 2020, sangat membantu kinerja keuangan PDAM,” tambahnya.
Saat ini, kas dan setara kas keuangan Perumda Danum Taka mengalami peningkatan signifikan. Dari Rp.1,385 miliar di tahun 2019, menjadi Rp.3.065 miliar di tahun 2020. Jumlah itu termasuk Daftar Rekening Ditagih (DRD) pelanggan.
Selain mencatatkan kinerja positif, Perumda Benuo Taka juga berupaya meningkatkan cakupan layanan. Dalam setahun terakhir, cakupan layanan bagi pelanggan mencapai 30,69 persen dari sebelumnya 21,60 persen di tahun 2019. Sedangkan di tahun 2021, target cakupanya naik menjadi 19 wilayah desa/kelurahan di empat kecamatan atau bertambah 3 wilayah dan satu kecamatan.
Untuk mendukung layanan di empat kecamatan, pihaknya sudah meningkatkan kapasitas produksi air yang ada di Water Treatment Plant atau WTP. Dari 160 liter per detik menjadi 360 liter per detik di tahun 2020. Sementara jumlah cadangan 136 liter per detik.
“Kami juga menargetkan, di tahun 2024 jumlah pelanggan bisa mencapai 20 ribu Sambungan Rumah (SR). Untuk tahun ini, ada penambahan sekitar 3 ribu termasuk dari program MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah). Jika terealisasi, maka ada potensi memberi masukan ke kas daerah” tandasnya.*(adv)