Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Air yang dialirkan melalui saluran pipa-pipa dibangun sejak zaman kolonial Hindia-Belanda antara tahun 1920-1923 dengan sebutan ‘waterleideng‘ atau saluran air.
Sekarang, waterleideng lebih dikenal dengan sebutan air ledeng atau air bersih yang dialirkan melalui jalur pipa-pipa oleh perusahaan air di setiap daerah, dan setiap rumah pelanggan dialirkan melalui keran.
Aliran air ledeng ini sudah sangat didambakan oleh warga yang berdiam di kawasan Gang Bidol, RT 045, Manggar Baru, Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) sejak bertahun-tahun silam.
Namun, PDAM Kota Balikpapan (Perumda Tirta Manuntung) belum bisa memenuhi hasrat warga Gang Bidol tersebut, salah satu faktornya adalah masih belum adanya jaringan yang memadai.
Jadi selama ini, warga Gang Bidol hanya memanfaatkan air sumur tradisional untuk mandi, mencuci dan lainnya, kecuali untuk memasak mereka menggunakan air mineral yang dibeli di kios-kios penjual air isi ulang.
Warga Gang Bidol juga mengaku sudah berkali-kali mendapatkan janji-janji dari wakil rakyat untuk dipasangkan air ledeng di rumah-rumah mereka, tapi belum pernah terwujud. Sampai akhirnya di era kepemimpinan Wali Kota Rahmad Mas’ud.
“Terima kasih pak wali kota dan jajarannya, air ledeng di rumah kami sudah mengalir,” ujar M Ramli, seorang warga Gang Bidol yang kesehariannya adalah nelayan dan juga ahli membuat perahu-perahu ukuran sedang di kampungnya.
Lelaki baya dengan janggut putih yang cukup panjang itu tampak sangat senang dan bahagia dengan sudah mengalirnya air ledeng di kran rumah kediamannya, apalagi pemasangannya dengan gratis atau tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun.
“Kami (warga Gang Bidol) sangat berterima kasih dengan pak wali kota yang telah memenuhi janji-janjinya saat kampanye lalu. Sekali lagi, kami masyarakat Balikpapan Timur sangat berterima kasih, semoga pak wali kota dan jajarannya sehat selalu, dalam menjalankan amanah masyarakat Kota Balikpapan,” ucapnya dengan nada haru.*
