BARABAI, Kaltimku.id — Nasib tragis dialami sopir taksi Colt bernama Mulyadi di Terminal Pantai Hambawang, HST, Kalsel. Dia tewas terbunuh kena tikaman pisau tersangka pelaku yang sempat kabur pada Jumat dini hari (5/4/2024) di terminal itu.
Kapolres HST, AKBP Jimmy Kurniawan melalui Kasi Humas, Iptu Akhmad Priadi menjelaskan, tersangka MR sempat mencoba kabur. Namun, beberapa jam kemudian, MR berhasil diringkus tim Sat Reskrim dan Intel Polres bersama Polsek LAS (Labuan Amas Selatan).
“MR diamankan petugas di jalan umum Desa Benua Kepayang, Kec. LAS, Kab. HST, pada Jumat pagi (5/4/2024) sekira jam 06.30 WITA. Berselang empat jam lebih setelah geger pembunuhan itu dilaporkan ke Polisi,” ujar Priadi.
Tersangka MR tercatat sebagai warga Desa Paramasan Bawah, RT. 09, RW. 02, Kec. Paramasan, Kab. Banjar, Kalsel. Ia diamankan bersama barang bukti sebilah pisau dengan kompang, dan selembar celana pendek Jeans warna biru yang ada bercak darah.
Geger kasus pembunuhan sopir Mulyadi, warga Desa Pantai Hambawang Timur (PHT), RT. 005, RW. 001 di terminal bus Antar Kota Antar Provisi (AKAP) Pantai Hambawang itu, sebut Priadi, terjadi sekitar pukul 23.30 WITA pada Kamis (4/4/2024) malam.
Namun, dilaporkan adik korban, M Rahmatullah alias Amat (24) ke Polsek LAS pada Jumat dini hari sekitar pukul 02.00 WITA. “Adik korban melaporkan setelah memastikan kakaknya meninggal dunia di RSHD Barabai, akibat luka tusuk di bagian dada sebelah kiri,” jelas Priadi.
Amat sendiri tidak mengetahui persis siapa pelakunya. Namun, Polsek LAS dengan back-up Sat Reskrim yang dipimpin Kasat AKP M Andi Pattinasarani dan Kasat Intel Iptu Addib R, bergerak cepat. Mereka pun berhasil mengendus dan meringkus tersangka pelakunya, MR.
Bagaimana kronologi dan motifnya? Kasi Humas Iptu Priadi menjelaskan, awalnya MA — istri tersangka MR — memesan kembang di Martapura untuk persiapan rencana mandi-mandi pada usia kehamilan 7 bulan.
Lalu kembang pesanan tersebut dititipkan kepada sopir taksi Colt, Mulyadi. Namun, saat Mumul — sapaan karib korban — sampai di Barabai, ibu kota Kabupaten HST, si pemilik alamat tidak menghubunginya.
Ada apa ini? “Ternyata orang yang mengirim kembang untuk MA itu salah memberikan nomor handphone (HP), sehingga sopir lama menunggu,” jelas Iptu Priadi.
Namun, setelah mendapat konfirmasi balik dari pengirim, MA coba menghubungi korban. Sayangnya, si sopir atau korban tak menyahut pembicaraan MA dengan ramah, kecuali marah marah dan itu didengar oleh suaminya sendiri, MR.
Sakit hatikah MR? Yang pasti, MR saat diinterogasi mengakui perbuatannya. Telah menikam orang lain atau korban. Sedang pemicunya terkait soal kembang yang dibeli istrinya dari IM di Martapura dan dititipkan dengan sopir taksi Colt jurusan Banjarmasin — Hulu Sungai itu.
MR menyebut, setibanya di Terminal Pantai Hambawang, malam itu, korban langsung menghubungi MA atau istrinya. Tapi, karena saat itu hujan lebat, MR memutuskan menunggu hujan reda.
Celakanya, korban sempat beberapa kali menghubungi istrinya, MA, dengan nada marah-marah. Maka, MR pun agak geram dan memutuskan berangkat menemui si sopir di Terminal Pantai Hambawang.
Sampai di terminal terjadilah cek-cok dengan sopir yang baru turun dari mobil. Cekcok itu berakhir dengan tindak kekerasan MR menusuk korban dengan pisau yang sebelumnya ia bawa dari rumah.
Tersangka MR kini diamankan dan menjalani proses hukum. “Dia diancam melakukan pidana pembunuhan atau setidaknya penganiayaan berat yang menghilangkan nyawa orang lain sesuai ketentuan pasal 338 KUHP Sub 351 Ayat (3) KUHP,” kata Kapolsek LAS, Iptu Rachmat kepada awak media.*** (JJD)