Kaltimku.id, PPU – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya melakukan penanganan banjir di wilayah Kecamatan Sepaku dengan menggunakan armada amfibi milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR).
Kepala Bidang Pengairan Dinas PUPR PPU, Abdul Gapur mengatakan, proses penanganan banjir di wilayah Sepaku melalui normalisasi sungai dengan armada amfibi, di fokuskan di tiga wilayah, yakni Desa Bukit Raya, Desa Sukaraja dan Kelurahan Sepaku.
“Sejak awal tahun kita lakukan normalisasi sungai menggunakan armada amfibi. Sampai sekarang pun amfibi masih di sana,” tutur Gapur, Rabu (28/4/2021).
Luapan air sungai akibat terjadinya penyempitan masih menjadi penyebab utama banjir menggenangi permukiman di sebagian wilayah, khususnya di saat hujan dengan intensitas tinggi.
Dijelaskannya, proses normalisasi sungai mengalami sejumlah kendala. Selain ketersediaan armada amfibi hanya satu unit, upaya pembersihan badan sungai juga terkendala adanya bangunan rumah di atas sungai.
“Kami masih berupaya mengajukan anggaran untuk penambahan unit amfibi. Kalau berjalan lambat ya saya harap masyarakat bisa bersabar. Karena kita sudah maksimalkan armada yang ada,” ungkapnya.
Proses normalisasi sungai sebagai upaya mencegah banjir dilakukan dengan koordinasi bersama pemerintahan desa. Mengingat, terdapat bangunan rumah di atas sungai yang menghambat kerja normalisasi. Panjang penyempitan badan sungai sekira 300 meter.
“Kapan pun armada siapa diturunkan ke lokasi, kita juga masih melakukan pendekatan karena ada rumah warga di pinggir sungai itu,” terangnya.
Tidak hanya pejabat kewilayahan, koordinasi penanganan banjir dan upaya pencegahan dampak luapan air sungai juga dilakukan bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) III. Pasalnya, keberadaan sungai di Sepaku merupakan aliran dari anak sungai Mahakam.
Ia menjelaskan, proses penanganan banjir melalui normalisasi sungai tidak hanya di lakukan di wilayah Sepaku, tetapi di seluruh Kecamatan yang ada.
“Kita lakukan di seluruh kecamatan, namun karena masih diperlukan di wilayah Sepaku, makanya alatnya belum kita geser,” pungkasnya.*(adv)
Editor: Herry T BS