Vaksinasi di PPU Mulai Gunakan Pfizer, Ribuan Sasaran Ditargetkan Tercapai

Kepala Dinas Kesehatan PPU, dr Jansje Grace Makisurat.
Kepala Dinas Kesehatan PPU, dr Jansje Grace Makisurat.

Kaltimku.id, PPU – Kuota vaksin jenis Pfizer sebanyak 12.700 dosis diterima Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim). Proses vaksinasi menggunakan vaksin asal Jerman tersebut, mulai berjalan hari ini, Senin (1/11/2021).

Kedatangan ribuan dosis vaksin tersebut, langsung dimanfaatkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten PPU untuk menggenjot percepatan vaksinasi, dengan langsung melakukan vaksinasi massal selama empat hari berturut-turut.

Bacaan Lainnya

“Kenapa kita lakukan secara massal, karena sekali dibuka itu harus langsung habis. Untuk sasaran kita targetkan masyarakat umum dan pelajar,” kata Kepala Dinas Kesehatan PPU, dr Jansje Grace Makisurat.

Dijelaskan Grace, target vaksinasi massal sebanyak 1.100 sasaran per hari. Di wilayah Penajam, dipusatkan di gedung Graha Pemuda kilometer 8 Nipah-Nipah, dengan melibatkan pihak TNI/Polri. Terlebih, sejauh ini capaian vaksinasi dosis pertama di Kabupaten PPU, masih di bawah 50 persen.

Upaya mempercepat vaksinasi Pfizer, disebabkan vaksin yang diproduksi di Amerika Serikat  tersebut tidak bertahan lama dan mudah rusak. Selain itu, vaksin Pfizer harus disimpan pada tempat penyimpanan khusus dengan suhu dibawah -80 derajat celcius.

“Vaksinasi jenis Pfizer ini agak “manja” ya, jadi tidak bisa disimpan terlalu lama dan mudah rusak, dan hanya bertahan selama enam jam pasca dibuka. Dan dari kuota yang tersedia, itu hanya untuk vaksinasi dosis pertama,” terang Grace.

Dengan dosis vaksin Pfizer yang tersedia, 5.800 lebih sasaran ditargetkan tercapai dalam pekan ini. Selain memusatkan vaksinasi di Gedung Graha Pemuda, vaksinasi massal juga digelar di empat Puskesmas yang ada di Kecamatan Waru dan Babulu. Satu-satunya kecamatan yang tidak mendapatkan jatah vaksin Pfizer, yakni Sepaku.

“Dengan akses jalan yang masih banyak ditemukan dalam kondisi rusak, kita khawatirkan merusak vaksin. Jadi untuk di sana, kita pakai sinovac,” tandasnya.*

Editor: Hary T BS

Pos terkait