Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Sejak hebohnya penyebaran virus Corona sekitar setahun lalu, pemerintah melarang pedagang kueh/makanan dadakan berjualan dengan membuka lapak di pasar Ramadhan. Usai setahun berlalu dan kasus terkonfirmasi mulai melandai, sebagian besar warga Balikpapan, rindu akan makanan pembuka/takjil yang biasanya ada di pasar setahun sekali tersebut.
“Tidak lama lagi bulan puasa, kira-kira ada pasar Ramadhan tidak ya di sini?” Salah seorang ibu mencoba bertanya kepada penjual Martabak dan Terang Bulan di kawasan Ring Road, Balikpapan Selatan, Kalimantan Timur (Kaltim).
Ema-emak yang ditemani suami dan anaknya itu, mengaku rindu alias kangen dengan pasar Ramadhan yang menjual banyak pilihan makanan pembuka atau makanan berat lainnya, seperti ikan bakar, mie, segala jenis sayur serta banyak lagi masakan/makanan lainnya.
“Saya dengar, katanya nanti di sini ada pasar Ramadhan lagi. Tapi masih menunggu pengelolanya yang mengurus,” sahut si penjual Martabak yang diamini pedagang makanan lainnya di seputaran lapangan dekat lapangan sepak bola “Gubah”, tidak jauh dari perumahan RSS, eks kebakaran Klandasan itu.
Sebelum datangnya virus Covid-19 yang melanda dunia, lokasi jualan di Ring Road itu membuka lapak atau meja untuk berjualan berukuran sekitar 1 x 1,5 meter/per petak. Saat puasa tiba, pasar Ramadhan sangat diminati, baik penjual/pedagang maupun pembeli.
Para pedagang mulai buka antara pukul 14.00-15.00 dan bubar menjelang azan Magribh. Itupun terkadang masih ada terlihat beberapa penjual melayani pembeli yang baru datang dari bepergian. Keberadaan ini yang sangat dirindukan sebagian besar warga.
“Beberapa tahun lalu, saya juga berjualan di sini. Saya berharap, tahun ini ada dibuka lagi pasar Ramadhan. Jadi, saya dan keluarga bisa jualan seperti dulu. ‘Kan mau lebaran, cari rejeki,” timpal Ema-ema lain bersama anaknya yang kebetulan melintas dan dekat rombong Martabak.
Tidak hanya penjual yang menginginkan adanya pasar Ramadhan, tapi juga warga lainnya. Karena, menurutnya, pasar Ramadhan itu munculnya hanya di bulan puasa, setahun sekali. Mereka menunggu kepastian pemerintah setempat bisa mengizinkan atau memperbolehkan dibukanya wadah bursa takjil tersebut.
Kemungkinan kerinduan warga akan pasar Ramadhan akan bisa terwujud, jika seluruh masyarakat, baik penjual maupun pembeli mematuhi anjuran pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Pengelola menyediakan sarana pencucian tangan, penjual masing-masing mengadakan hand sanitizer dan mengenakan masker serta menjaga jarak, termasuk semua pembeli. Jika perlu, lokasi berjualan dipantau/dijaga petugas yang berwenang.*