Alhamdulillah, Bisa Jualan Lagi di Pasar Ramadhan

Berita Kaltim Terkini - Situasi di Lapangan Foni Kebun Sayur masih sepi, belum dibuatkan petak-petak atau lapak untuk berjualan.
Situasi di Lapangan Foni Kebun Sayur masih sepi, belum dibuatkan petak-petak atau lapak untuk berjualan. (kaltimku.id)

Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Rasa syukur diucapkan beberapa Emak-emak yang sebelum pandemi Covid-19 lebih setahun lalu terbilang rutin berjualan di Pasar Ramadhan. Setelah mengetahui pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, memberi izin alias memperbolehkan membuka lapak jualan pada bulan puasa sebentar lagi, mereka bersemangat.

“Alhamdulillah, bisa jualan lagi di pasar Ramadhan,” ucap Nita, salah seorang Ibu yang memang langganan berjualan berbagai kue pembuka puasa pada bulan Ramadhan. Sekitar setahun, Ibu beranak dua ini mengaku tidak bergabung dengan penjualan lainnya di pasar Ramadhan, karena “musim” Corona.

Bacaan Lainnya
Lapangan di sekitar Jalan Ruhui Rahayu, Balikpapan Selatan juga belum terbangun lapak/petak pasar Ramadhan. (kaltimku.id)

Begitu dengar dari cerita temannya yang memeberitahu akan ada pasar Ramadhan lagi, terlihat kegirangan. Pasalnya, setahun masa pandemi membuatnya, termasuk teman seprofesinya kurang mendapatkan penghasilan, khususnya di bulan puasa.

“Lumayan ‘kan buat anak-anak lebaran nanti,” celetuk teman lainya yang setahun lalu “nganggur” alias tidak menjajakan kue buatannya, khusus di pasar Ramadhan, yang diniliainya lebih lumayan jika berjualan sendirian di rumah atau di pinggir jalan.

Kalau di pasar Ramadhan ‘kan, sahut teman lainnya, jelas, banyak orang yang mungkin mau beli jualan kita. “Kalau jualan sendirian itu, gimana ya?”

Akhirnya, sambungnya, Saya bisa jualan lagi. “Saya sudah daftar dengan pengelola pasar Ramadhan di Lapangan Foni,” timpal temannya yang juga calon penjual bermacam takjil di kawasan Balikpapan Barat, Kalimantan Timur (Kaltim) itu.

“Kalau mba Nana, Dia tidak jualan di pasar Ramadhan. Dia biasanya jualan di pasar biasa, di pasar Karang Jati,” ungkap Yanti, menceritakan kakak iparnya yang memang berprofesi dagang/penjual.

Di hari biasa, Nana, biasanya berjualan gado-gado, pecel dan makanan berat lainnya didepan rumah mertuanya. Pada bulan puasa, Dia khusus berjualan, urap, mihun buatannya sendiri, dan menerima titipan jajanan lain dari teman-temannya lainnya.*

Pos terkait