— Penulis: Irvin Ryan Affandi, Peserta Workshop Jurnalistik
BALIKPAPAN — Muhammad Amir, pria berpostur sedang, akrab di sapa kak Amir. Berusia 45 tahun dan memiliki empat orang anak, dan anak pertamanya berkuliah di UINSI Samarinda. Anak kedua mengajar di PAUD bersama sang ayah (Amir), dan yang ketiga bersekolah di SMKN 6 Balikpapan kelas 2, sedang si bungsu masih duduk di kelas tiga SD.
Amir sendiri mengaku tinggal di Perumahan (Perum) Taman Bukit Sari VIP 1 Blok AA Nomor 1 Balikpapan Utara. Selain mengajar di PAUD, dirinya adalah seorang pendongeng yang sudah dilakoninya sejak 10 tahun silam.
“Dengan mendongeng, saya ingin ini menjadi jalan dakwah bagi diri saya,” ucapnya dengan selalu tersenyum ramah.
Amir mengungkapkan, pada saat setelah tsunami melanda Palu, beberapa tahun silam, dia bersama beberapa orang teman berangkat ke Palu. “Di Palu, saya mendongeng untuk membangkitkan semangat dan motivasi warga yang tertimpa musibah tsunami,” tuturnya, Kamis (16/10/2025).
Apa kiat dalam mendongeng? Dengan tangkas Amir menyampaikan bagaimana dirinya saat tampil di panggung. Tak harus menggurui namun memberikan nasehat-nasehat dan memotivasi peserta dongeng.
“Apa yang akan kita sampaikan harus kita pahami agar penikmat dongeng mengerti apa yang kita tuturkan. Untuk materi bisa diambil dalam kitab suci dan ada juga yang bergenre pahlawan. Sehingga kita bisa mengkreasikan dalam memberikan dongeng dengan baik,” paparnya.
Dalam mendongeng, lanjutnya, saat ini memiliki beberapa genre yang berbentuk fiksi. Bentuk fiksi bebas dalam meluapkan imajinasi. “Akan tetapi kalau sirah dan cerita pahlawan tidak bisa bebas dalam meluapkan imajinasi, karena memiliki cerita yang berkaitan dalam benang merah tersebut. Meski boleh saja akan di tambahkan dalam trik–trik mendongeng dan akan tetapi tidak boleh lari dari cerita nya tersebut,” tegasnya.
Amir juga mengungkapkan tujuan dari dongeng menambah wawasan anak dan dongeng itu memiliki imajinasi yang luas dan tidak ada penghalangnya. Bisa dibuat dengan mengambil contoh dalam beberapa kisah nyata dan kejadian. Dongeng sendiri dapat memberikan pelatihan dalam mendidik anak–anak.
“Semisal anak yang malas melakukan kegiatan belajar, malas mandi dan malas makan – makan yang sehat dan bergizi, maka dengan dongeng ini anak -anak jadi terbiasa dalam melakukan kegiatan sehari-hari tersebut.”
Amir juga memberikan tips dan trik Kembali dalam mendongeng di antaranya dengan metode read log di mana dalam metode itu tekstual tidak bisa melebar kemana-mana seperti dongeng, dan di dalam metode ini membaca buku tekstual yang banyak gambarnya.
“Di dalam metode read log ini kita dianjurkan melakukan dengan intonasi dan dibuat semenarik mungkin. Contoh ini Ibu Budi dengan ini Ibu Ibu…. Budi, lalu ada Budinya…. Budinya sedang main kelereng. Dan dengan metode ini dalam mendongeng membuat menarik kepada anak–anak,” jelasnya gamblang.
Secara pribadi Amir sendiri juga menuturkan dirinya saat ini masih belajar dan terus belajar dalam menekuni dunia dongeng ini. Dirinya juga memberikan pesan kepada masyarakat dalam mendongeng menyimpulkan sisi-sisi agar anak menjadi enjoy dan senang. “Saya senang bisa tampil tiga malam mendongeng di perpustakaan,” tutup Amir yang selalu memakai topi ala Bareta. ***