Kaltimku.id, BARABAI — Tahukah Anda di Kalimantan Selatan (Kalsel) ada Rumah Tahanan Negara (Rutan) yang memiliki bengkel mobil? Ah, itu benar. Memang ada bengkel karoseri mobil yang dibina Rutan Kelas IIB Barabai.
Bengkel minipas karoseri mobil di Komplek Rutan itu diberi nama “Utuh Harat” (UH). Sebuah nama berbahasa Banjar yang agak menggelitik, tapi UH bermakna terpuji dan akrab di telinga Urang Banjar di mana saja.
Bengkel binaan Rutan Barabai ini sepenuhnya diawaki para warga binaan pemasyarakatan (WBP). Bukan sembarang bengkel, dan sudah “go publik” atau launching pada September 2022 oleh Kepala Rutan (Karutan) Barabai sendiri, Gusti Iskandarsyah.
“Bengkel mobil ini bukan sekadar ngecap! Bengkel UH sudah terbukti mampu membaiki atau memerbarui mobil yang rusak berat dan ringan menjadi baik seperti baru lagi,” ujar Gusti Iskandarsyah.
Berbincang sambil santai dengan awak media di Pelataran Rutan Barabai, Rabu sore (11/1/2023), Gusti — sapaan karibnya — lantas menunjuk contohnya. Yakni, satu mobil jeep Suzuki Jimny jenis Katana miliknya buatan 1993.
Mobil tua Jimny Katana warna biru itu sendiri tampak sangat mulus. Bagian atap, body, chasisnya cukup kencang dan warnanya pun mengkilap seperti mobil yang baru buka bungkus saja.
“Mobil ini tadinya saya beli di Kandangan (HSS) Rp20 juta. Kondisinya rusak berat. Tak bisa jalan dan harus ditarik ke Barabai pakai mobil lain dari Kandangan,” cerita Gusti tentang asal usul mobilnya itu ke awak media ini.
Namun, setelah mobil masuk bengkel UT dan ditangani anak anak WBP secara cermat, apik dan terampil, maka kondisinya sudah berubah kembali menjadi baru seperti bentuk aslinya.
Artinya, tak hanya onderdil (spare part) mesin dan akinya saja yang diganti, tapi bagian atap, body, dan chasisnya pun dibabak total secara apik dan halus. Begitu juga jok dan interior di dalamnya yang terasa nyaman serba baru.
“Sekarang ini ada pejabat yang ngiler dan berani menawar Rp100 juta. Tapi, kita masih sayang karena mobil ini sulit didapatkan,” Gusti tersenyum sambil ditemani staf pelayanan dan Humas Rutan, Sugiantoro.
Mobil Jimny Kantana itu sendiri, adalah awal percobaan yang dimodifikasi para awak bengkel UH. Hasilnya, cukup memuaskan, dan ada beberapa mobil lain seperti sedan dan Avanza yang masuk untuk perbaikan mesin dan modifikasi.
“Rata-rata konsumen puas dengan hasil pekerjaan warga binaan kita. Malah, ada yang tidak ingin membaiki mobil ke lain, selain ke bengkel UT di Rutan ini,” terangnya.
Kenapa bengkel ini dinamai “Utuh Harat” (UT)? Gusti menyebut, ada filosofi penamaannya, setelah diskusi antara pegawai dengan para WBP atau pekerja bengkel tentang pemberian nama itu.
Sebutan “Utuh” dalam bahasa Banjar, urai Gusti, adalah panggilan sayang orang tua kepada anaknya. Sedang “Harat” berarti hebat atau pintar dan ahli.
Makna tersirat dalam “Utuh Harat” ini terkait dengan fungsi Rutan sendiri. Artinya, petugas Rutan harus bisa membina hubungan dengan warga binaan bagai anak dan orang tua.
“Kita tak boleh menjadikan warga binaan sebagai lawan, tapi harus menjadikan mitra kerja guna membangun masa depan yang lebih baik,” kata Gusti seraya menyebut, kehadiran bengkel UH ini pun adalah bagian dari upaya pembinaan untuk kesejahteraan WBP dan keluarga.
Kenapa? “Begini, rata-rata WBP ‘kan berstatus Kepala Keluarga (KK). Nah, selama masa tahanan dan pembinaan, tentu mereka tak punya penghasilan. Tapi, ketika kerja di bengkel ini, maka ada upah dari perbaikan mobil untuk ia dan keluarganya,” pungkasnya.
Sukses ya, dan boleh juga nih bengkel “Utuh Harat” di Rutan Barabai itu. Semoga!*
Penulis: JJD, Wartawan Senior Kalimantan