Cegah Perundungan, SMPN 1 Penajam Bentuk Agen Anti Bullying

Kepala SMPN 1 Penajam Budi Lestarianto
Kepala SMPN 1 Penajam Budi Lestarianto

Kaltimku.id, PPU – Perundungan atau bullying di dunia pendidikan masih kerap terjadi. Tidak sedikit siswa-siswi sekolah menjadi korban perundungan, dan berbagai upaya dilakukan guna mencegah terjadinya bullying, salah satunya melalui Program Roots Indonesia.

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi salah satu sekolah yang mulai bergerak meminimalisir terjadinya perundungan. Pencegahan terhadap perundungan dilakukan dengan membentuk duta agen anti bullying. Sebanyak 30 siswa dari beberapa tingkatan kelas, dibentuk menjadi agen perubahan.

Bacaan Lainnya

“Mulai tahun ini, kita merekrut siswa-siswi untuk menjadi agen anti perundungan di sekolahnya,” ujar Kepala SMPN 1 Penajam Budi Lestarianto, Rabu (24/11/2021).

Pembentukan agen anti perundungan sejalan dengan program Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Roots merupakan program pencegahan berbasis siswa yang memiliki pengaruh di lingkungan sekolah. Agen perubahan yang terdiri dari siswa-siswi bertugas mengubah sikap dan perilaku teman-temannya dengan cara positif.

Proses pemilihan agen perubahan untuk mencegah perundungan hingga perilaku buruk lainya, melalui mekanisme questioner. Dimana, para siswa terpilih dilihat dari kemampuan berinteraksi hingga memiliki pengaruh di lingkungan sekolah.

“Penunjukan siswa menjadi agen melalui aplikasi yang bernama Roots. Dari situ kita bisa melihat tingkat interaksi, baik di sekolah atau di media sosial. Siswa dengan interaksi terbanyak dipilih menjadi agen perubahan,” terangnya.

Agen anti bullying tidak hanya mencegah kekerasan secara verbal. Namun juga kekerasan secara fisik, intimidasi hingga pelecehan, bahkan oleh guru yang hingga kini diakuinya masih kerap terjadi. Agen perubahan bertugas sebagai fasilitator apabila kasus perundungan terjadi.

Program pembentukan agen perubahan bakal dilakukan secara berkelanjutan. Diharapkan, dalam beberapa tahun ke depan, tidak ada lagi ditemukan anak-anak sekolah yang menjadi korban perundungan baik berupa fisik maupun non fisik.

“Kita harapkan ke depan itu SMP 1 itu zero bullying. Anak-anak datang ke sekolah bisa enjoy tanpa memiliki kekhawatiran menjadi korban,” pungkasnya.*

Editor: Hary T BS

Pos terkait