Kaltimku.id, PPU — Kenaikkan harga minyak goreng yang terjadi secara nasional, berimbas ke wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim). Sejak dua pekan terakhir, minyak goreng mengalami kenaikan mulai Rp 4 ribu – Rp 6 ribu per liter.
Kasi Pasar Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (DisKUKM Perindag) Kabupaten PPU, Marlina mengatakan,naiknya harga minyak goreng dipicu akibat menurunnya hasil produksi crude palm oil (CPO) atau kelapa sawit secara global, khususnya negeri jiran Malaysia.
“Ini memang terjadi secara nasional. Tak luput menimpa ke wilayah PPU. Kami cek di lapangan harganya Rp 20 ribu sekarang Rp 22 ribu untuk harga minyak goreng kemasan dengan kualitas tertinggi, dari sebelumnya Rp 16 ribu per liter,” ujar Kasi Bina Pasar dan Distribusi Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (DisKUKM Perindag) Kabupaten PPU, Marlina, Selasa (16/11/2021).
Marlina menjelaskan, berdasarkan keterangan dari Kementerian Perdagangan, kenaikkan harga minyak goreng dipengaruhi akibat rendahnya produksi kelapa sawit dunia. Sementara sebagai negara penghasil sawit tidak mampu memenuhi pasokan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Kenaikan harga minyak goreng tidak hanya terjadi pada jenis curah, tetapi juga kemasan. Untuk kemasan 5 liter, naik menjadi Rp 90 ribu dari sebelumnya Rp 70 ribu. Kendati mengalami kenaikan sejak setengah bulan lalu, stok dan pasokan minyak goreng dari distributor sejauh ini aman.
“Kita terus lakukan monitoring harga dan ketersediaan stok minyak goreng di pasar-pasar hingga distributor. Kita juga lakukan pengawasan jangan sampai terjadi kelangkaan,” tutur Marlina.
Atas kondisi ini, pihaknya bersama Badan Urusan Logistik (Bulog) berencana melakukan operasi pasar. Hal itu guna menekan harga minyak goreng dan mencegah terjadinya kelangkaan.*
Editor: Hary T BS