Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Dugaan penyerobotan lahan seluas 10 hektar oleh pihak Mall Balikpapan Super Blok (BSB) dibahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) oleh Komisi I DPRD Kota Balikpapan bersama manajemen Mall BSB, Selasa (16/2/2021).
Ketua Komisi I HM Jhoni NG memimpin RDP dengan agenda mediasi persoalan lahan seluas 10 hektar yang terletak di kawasan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, milik warga bernama Iskandar.
Iskandar yang mengaku memiliki bukti kepemilikan lahan 10 hektar itu mengadu ke Komisi I DPRD Balikpapan, lantaran keberatan lahan miliknya itu diduga di serobot oleh pengelola Mall BSB.
Sebelumnya, RDP juga digelar di ruang Komisi I pada Selasa, (26/1/2021) lalu. Dalam RDP pertama tersebut Komisi I memanggil pimpinan Manajemen pengelola Mall BSB. Hanya saja saat itu pimpinan manajemen BSB tidak hadir.
“Hari ini kita RDP yang kedua dan kita memanggil pimpinan BSB, karena pada RDP yang lalu pimpinan BSB tidak hadir, dihubungi pun tidak di angkat,” kata Ketua Komisi I DPRD Balikpapan Jhony NG, usai RDP kepada wartawan.
Dalam RDP yang kedua kali ini pihak manajemen BSB hanya menghadirkan perwakilan yang tidak bisa mengambil sebuah keputusan, dan ini sangat disesalkan oleh Komisi I.
“Maka dari itu, tadi saya suruh pulang saja. Karena, yang mewakili BSB tidak bisa mengambil keputusan, tegas Johny NG dengan nada agak tinggi, seraya menambahkan pihaknya berharap ada penjelasan dari pimpinan manajemen BSB terkait laporan warga tersebut.
“Nanti kita akan gelar lagi RDP yang ketiga, jika nanti dalam panggilan ketiga pimpinan dari manajemen BSB tidak hadir juga, maka kita akan tempuh pemanggilan dengan jalur hukum,” imbuh Politisi Partai Golkar itu.
Dirinya menginginkan, dalam RDP ketiga nanti Komisi I berharap pimpinan BSB yang datang, minimal dari Direksi yang bisa memberikan keputusan.
“Ini kan persoalan lahan, kita sebagai anggota DPRD ketika ada masyarakat yang mengadu dengan menyertai bukti-bukti semua, ya kita harus memfasilitasi dan membantu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.”
“Cuma mungkin mereka (Manajemen BSB) merasa hebat, merasa sombong, sehingga kita panggil berapa kali tidak mau datang. Yang dikirim hanya orang yang engga jelas juga, artinya karyawan yang tidak mengetahui permasalahan yang datang. Makanya kita suruh pulang,” lanjutnya.
Jhoni NG menilai, ketidakhadiran pimpinan BSB dalam RDP itu tidak bisa diterima, karena tidak memberikan alasan yang jelas.*
Wartawan: Ariel S