Samarinda, Kaltimku.id — Kondisi lingkungan Kalimantan Timur kembali menjadi perhatian serius DPRD Kaltim seiring laju hilangnya kawasan hutan yang dinilai semakin mengkhawatirkan.
Penyusutan tutupan hutan tidak hanya berdampak pada keseimbangan ekologi, tetapi juga meningkatkan risiko bencana yang mengancam keselamatan masyarakat.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, mengungkapkan bahwa Kalimantan Timur saat ini tercatat sebagai provinsi dengan tingkat deforestasi tertinggi secara nasional. Berdasarkan data terbaru, luas hutan yang telah beralih fungsi mencapai puluhan ribu hektare.
“Data menunjukkan kurang lebih 44 ribu hektare kawasan hutan di Kalimantan Timur telah mengalami deforestasi,” ujar Andi Satya belum lama ini.
Ia menjelaskan, pola kerusakan hutan di Kaltim mengalami perubahan signifikan. Jika pada masa lalu pembalakan liar menjadi faktor utama, kini tekanan terbesar justru datang dari pembukaan lahan berskala besar yang dilegalkan melalui izin usaha.
Alih fungsi kawasan hutan untuk perkebunan kelapa sawit dan aktivitas pertambangan disebut menjadi penyumbang terbesar terhadap berkurangnya kawasan hutan alam.
Perubahan ini, menurutnya, membuat upaya pengendalian menjadi semakin kompleks.
“Saat ini, penyebab utama deforestasi di Kaltim berasal dari ekspansi sawit dan tambang,” tegasnya.
Andi Satya juga menyoroti keterbatasan peran pemerintah daerah dalam mengendalikan persoalan tersebut. Banyak kebijakan strategis di sektor pertambangan dan perkebunan berada di bawah kewenangan pemerintah pusat, sehingga daerah tidak memiliki ruang intervensi yang luas.
Kondisi ini, lanjutnya, menuntut adanya sinergi lintas pemerintahan agar perlindungan lingkungan tidak terhambat oleh sekat kewenangan. Penguatan koordinasi dan evaluasi kebijakan menjadi kunci agar laju kerusakan hutan dapat ditekan.
DPRD Kaltim mendorong agar upaya perlindungan hutan tidak berhenti pada regulasi, tetapi diwujudkan melalui program nyata seperti reforestasi berkelanjutan dan pengawasan yang konsisten.
Langkah tersebut dinilai penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan sekaligus mencegah bencana ekologis di masa depan.
“Saat ini, penyebab utama deforestasi di Kaltim berasal dari ekspansi sawit dan tambang,” tegasnya. (Adv/DprdKaltim)






