Samarinda, Kaltimku.id – Rencana pembukaan Program Studi Kedokteran Hewan di Universitas Mulawarman (Unmul) dinilai sebagai langkah mendesak untuk menjawab kekurangan tenaga kesehatan hewan di Kalimantan Timur. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim menilai persoalan ini tidak semata menyangkut sektor pendidikan, melainkan juga berkaitan erat dengan ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, serta pengendalian penyakit hewan menular.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi, mengungkapkan bahwa kebutuhan dokter hewan di daerah terus meningkat seiring berkembangnya sektor peternakan dan meningkatnya tuntutan keamanan pangan. Namun, ketersediaan tenaga profesional masih jauh dari ideal.
“Banyak unit layanan teknis dan fasilitas kesehatan hewan yang kekurangan dokter. Bahkan, di sejumlah daerah, puskesmas hewan belum memiliki tenaga medis yang memadai,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kondisi tersebut berpotensi melemahkan sistem pengawasan kesehatan hewan, mulai dari pencegahan penyakit hingga pengawasan kualitas produk pangan asal hewan. Padahal, Kalimantan Timur memiliki potensi besar di subsektor peternakan yang membutuhkan dukungan sumber daya manusia berkualitas.
Menurut Darlis, ketersediaan dokter hewan yang cukup menjadi prasyarat penting untuk menjamin kesehatan ternak sekaligus melindungi masyarakat dari risiko penyakit zoonosis. Tanpa dukungan tenaga ahli, pengendalian penyakit dan jaminan mutu pangan akan sulit dilakukan secara optimal.
“Dokter hewan memiliki peran strategis, bukan hanya untuk kesehatan hewan, tetapi juga sebagai garda depan dalam menjaga keamanan pangan dan kesehatan manusia,” tegasnya.
DPRD Kaltim memandang pembukaan program studi tersebut sebagai investasi jangka panjang yang akan memperkuat sistem kesehatan daerah serta mendukung pembangunan berkelanjutan di sektor pangan dan peternakan.*






