Hari Pertama Training Session 58th IAWP Training Conference, Labuan Bajo

Kaltimku.id, LABUAN BAJO – Kegiatan Konferensi Internasitional Association Women Police (IAWP), Kamis (8/11/2021) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), adalah training session yang diawali Pembicara Utara (Keynote) Menteri Dalam Negeri Prof M Tito Karnavian MA PHd, dengan Tema ‘Women On The Center Stage of Policing’. Peran perempuan harus ditingkatkan, baik dalam level lokal, internasional dan global, seiring dengan kemajuan teknologi.

Pembicara Utara memaparkan, di beberapa negara jumlah perempuan lebih besar dari laki-laki. Maka, perempuan harus diberikan kesempatan untuk berperan. Dikarenakan karakter perempuan yang keibuan, pengertian lembut empati.

Bacaan Lainnya

Maka, berdasarkan data dan pengalaman, sangat kecil kemungkinan untuk melakukan tindakan korupsi walaupun perempuan juga memiliki kelemahan. Tetapi dibanyak kasus, perempuan juga dapat melakukan tugas laki-laki yang penuh risiko.

Jadi tidak diragukan perempuan juga punya peran penting di masyarakat. Secara global, kasus kejahatan/kekerasan terhadap perempuan masih sangat besar dan terjadi bias gender.

Dan sangat menyedihkan pada banyak Negara, masih menyebutkan hal tersebut tidak penting. Dikarenakan jumlah perempuan lebih besar daripada jumlah laki-laki, maka peran polisi wanita (polwan) layak untuk mendominasi pelayanan kepada masyarakat, khususnya perempuan. Perempuan harus berada ditengah panggung kepolisian.

Polwan harus bisa membuktikan bahwa mampu melaksanakan tugas kepolisian yang dilakukan oleh polisi laki-laki, untuk membuktikan bahwa polwan juga harus memiliki berbagai kemampuan dalam melakukan tugas. Tidak hanya tugas kepolisian, tetapi juga di bidang ekonomi, sosial, budaya dan tugas-tugas lainnya.

Maka, organisasi IAWP ini bisa menjadi pendorong untuk kesetaraan gender. Karena di beberapa Negara, perempuan masih banyak yang termarginalkan dan IAWP harus bergerak melampaui. Tidak hanya urusan kepolisian, namun juga kepada negara yang belum mengakui peran perempuan.

Selain itu, dilanjutkan oleh para trainer dari dalam maupun luar negri yang seluruhnya berjumlah 20 orang. Materi yang disampaikan antara lain tugas dan fungsi polwan dalam mencegah dan menangani kejahatan transnasional.

Isu dan tantangan dari perspektif kepolisian Diraja Malaysia menyebutkan, polisi wanita memberdayakan dan menginspirasi kehidupan dan menghormati misinya tentang hak asasi manusia (perempuan, kedamaian dan keamanan). Trainer dari Colombia, kolaborasi penilaian resiko dan edukasi untuk mengurangi kekerasan seksual dalam masyarakat oleh trainer dari Canada.

Trainer dari USA menyampaikan materi tentang polisi wanita dalam melampaui tantangan kemudian di kelas berbeda dengan pemateri yang berbeda menyampaikan materi tentang kepemimpinan perempuan di pasukan polisi Singapura.

Kimberly, pemateri dari Philipina menyampaikan tentang aksi bersuara perempuan dan kepemimpinan, hambatan kepemimpinan wanita di administrasi polisi Bangladesh, kekerasan pada korban perempuan, pelaku dan penganannya yang disampaikan oleh Kombespol Dr dr Hastry, pemateri dari Kanada menyampaikan 3 langkah untuk mengurangi dan mencegah rasa sakit yang berhubungan dengan alat pelindung diri (body protector).

Pemateri dari Korsel menyampaikan tentang perkembangan peran dan aktivitas polisi wanita Korea. Polwan dari Timur Leste menyampaikan tentang kesetaraan gender. Polwan dari Australia menyampaikan materi tentang pengembangan dan pembelajaran. Polwan Spanyol menyampaikan materi tentang polisi wanita dan tantangannya di Spanyol dan yang terakhir adalah kekerasan terhadap orang tua yang rentan selama dan setelah bencana alam yang disebabkan oleh manusia.

Pada kegiatan ini peserta di bagi dalam beberapa kelas, setiap kelas diisi 5 pemateri yang berbeda. Setiap sesi latihan berlangsung selama 45 menit.*

Pos terkait