Kaltimku.id, BALIKPAPAN — Wajah-wajah yang hadir memenuhi ruangan City Planing Galery yang berada di Lantai I, Perpustakaan dan Arsip Kota Balikpapan di kawasan Jl Piere Tendean, No.1, Gunung Pasir, Balikpapan Kota, tampak cerah ceria, Jumat (8/3/2024).
Mereka di antaranya adalah tiga jawara Lomba Menulis Esai 2024 Kota Balikpapan, para penulis buku berjudul “Ciko Si Lebah Hitam” yang merupakan karya anak-anak dari SLB (Sekolah Luar Biasa) Negeri Kota Balikpapan, dan buku berjudul “Angin Pengelana,” karya para siswi SMAN 2 Kota Balikpapan.
Ciko Si Lebah Hitam dan Angin Pengelana adalah buku hasil kegiatan Workshop Menulis anak-anak Kota Balikpapan.
Juga hadir seorang penulis muda Kota Balikpapan, Widia Natalia yang mendonasikan buku karyanya yang berjudul “Keep it Lowkye, Please” kepada pihak Perpustakaan.
Sebelum pemberian hadiah bagi para jawara, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Balikpapan, Elvin Junaidi mengungkapkan kebanggaannya dengan semangat menulis yang dimiliki warga kota ini. Meski memang belum begitu antusias dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Namun dirinya tetap memberikan apresiasi kepada para jawara khususnya dan juga kepada bakat-bakat yang dimiliki anak-anak yang mau menggeluti dunia kepenulisan.
“Suatu hari, saya pernah membaca sebuah cerpen atau cerita pendek yang berjudul: Sepotong Senja untuk Pacarku,” katanya. “Nah, sejak saat itu saya selalu menunggu datangnya senja, karena saya ingin melihat senja yang dilukiskan dalam cerpen tersebut dengan sangat indahnya,” tutur Elvin Junaidi yang ditemani seorang staf Perpustakaan dan Arsip.
Elvin Junaidi bersama Widia Natalia dan penulis buku Angin Pengelana dan Ciko Si Lebah Hitam
Cerpen berjudul “Sepotong Senja untuk Pacarku,” adalah karya Hasan Haspahani, penulis asal Kaltim yang kini menetap di Jakarta. Cerpen tersebut dimuat di Harian Umum Kompas Minggu.
Elvin Junaidi menyebutkan, sebuah tulisan akan mampu mengubah karakter seseorang atau bahkan karakter bangsa. Tulisan akan menjadi saksi sejarah bagi generasi yang lahir di kemudian hari atau di zaman yang berbeda. Karena tulisan akan abadi dan dibaca oleh generasi berikutnya hingga bisa mengetahui apa yang terjadi di zaman sebelum mereka lahir.
Akhirnya, para pemenang Lomba Esai 2024 Kota Balikpapan yang juara pertama direngkuh Aco Wahab dengan karyanya yang berjudul “Peran Batik Shaho Dalam Pelestarian Batik Khas Balikpapan,” berhak atas hadiah sebesar 3.500.000 dipotong pajak. Kampiun kedua direbut Muhammad Royyan F dengan karya “Memaknai Relasi yang Serasi Antara Suku Balik dengan Hutannya,” menerima hadiah 2.500.000 dipotong pajak. Pemenang ketiga atas nama Rr. Umi Chabibah dengan karya berjudul “Bunker-bunker Jepang Sebagai Salah Satu Bukti Praktik Romusha di Kota Balikpapan,” mendapatkan hadiah 1.500.000 dipotong pajak.
Aco Wahab yang sehari-hari adalah seorang pengajar di Madrasah Ibtidaiyah Ibnu Umar Kota Balikpapan, mengaku menggarap tulisannya yang kemudian meraih juara pertama, selain melakukan wawancara langsung dengan para pelaku batik shaho, juga menggali data-data pendukung tulisannya dengan cukup cermat, hingga memikat para juri yang terdiri dari Indah Prihatiningsih, Fitri Gita Cinta dan Herry Trunajaya BS.
Karya Aco Wahab menyisihkan 36 naskah karya para peserta lain yang sesungguhnya cukup bagus dalam penggarapan dengan waktu yang singkat.
“Semua naskah yang kami (juri) nilai, cukup bagus, namun juri yang menilai memiliki selera masing-masing, sehingga akhirnya sang juara direbut oleh saudara Aco Wahab yang meraih nilai tertinggi dari jumlah nilai para juri,” tutur Indah Prihatiningsih, ketua juri yang merupakan sastrawan muda Kalimantan Timur.***