Kaltim.id, BALIKPAPAN – Tidak hanya kue Kararaban, Amparan Tatak dan jajanan lainnya yang diperdagangkan di pasar ramadan, makanan pembuka seperti Mageli juga ikut menghiasi pasar yang ada hanya setiap bulan suci Ramadan itu.
Ibu Hana yang memproduksi sekaligus menjajakan Mageli, mengaku setiap bulan puasa berjualan makanan buatannya. “Tapi, Saya cuma titip sama teman-teman yang berjualan di pasar ramadan,” ujar ibu beranak tiga itu sembari menggoreng Mageli buatannya.
Kayanya, sambung Ibu berjilbab itu, lebih enak titip-titip sama teman ketimbang jualan sendiri, khususnya masuk dan berjualan di pasar ramadan. Sekali titip dalam sehari sebanyak 300 buah lebih yang dibagi kepada sekitar 10 penjual.
“Lumayan hasilnya. Sehari itu bisa 400 sampai 450 ribu,” ungkapnya. Kalau misalnya ada sisa, juga tidak banyak, paling sekitar 20 sampai 25 biji. Sisanya itu tidak diambil, tapi diberikan/dibagikan kepada siapa yang tidak habis jualannya atau teman-temannya.
“Sebenarnya, Saya jualan juga, tapi tidak di pasar ramadan. Saya jualan sendiri di sini,” katanya sambil menunjukan meja jualannya yang selalu digunakannya di sisi jalan masuk komplek RSS, eks kebakaran Klandasan, Ring Road Balikpapan Selatan, Kalimantan Timur (Kaltim).
Tempatnya berjualan di pinggir jalan menuju gedung Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 dan SMKN 4, tidak jauh dengan perumahan PGRI serta lainnya atau dekat Sekolah Dasar Negeri 028. Disini Ibu itu menjajakan Mageli yang sementara ini dihargainya 1.250 rupiah/buah.
Bulan puasa harganya dinaikkan menjadi 1.500/buah. Dinaikannya harganya itu, karena menurutnya, harga kacang Hijau yang merupakan bahan utamanya juga sudah naik, 5 sampai 7 ribu perkilaonya
“Saya tidak mau mengurangi ukuran dan rasa. Makanya, Saya sudah ngomong sama pelanggan kalau mau menaikkan harganya. Bilang pelanggan Saya, tidak apa-apa. Sepetinya mereka paham kalau semua barang-barang sekarang ini pada naik,” papar Ibu yang sudah sekitar 18 tahun berjualan Mageli.
“Sebelumnya, Saya berjualan nasi di kantin SMK 3 sama kakak saya. Jadi, sambil jualan Saya bikin Mageli, Saya titipkan ke taman,” ungkapnya. Dia istirahat berjualan nasi, karena Covid-19. Sudah beberapa bulan ini Dia melanjutkan jualan Mageli di emperan toko dekat rumah kakaknya yang tinggal di perumhan RSS.*